Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
PROGRAM Studi Manajemen Konvensi dan Event, Politeknik Pariwisata NHI Bandung mengelar diskusi kelompok terbatas atau focus group discussion (FGD) terkait penyusunan buku panduan penyediaan akses bagi orang dengan kebutuhan khusus.
FGD digelar di Aula Gedung Ciremai Lt.6, Politeknik Pariwisata NHI Bandung. Narasumber dalam kegiatan itu terdiri dari pengurus DPD Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi) Jawa Brat, DPP Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI, akademisi bidang Event dari Politeknik Negeri Bandung, Yayasan Elyakim dan Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin).
"FGD ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan Seminar Nasional Penelitian Event Terapan yang dilakukan Program Studi Manajemen Konvensi dan Event oleh mahasiswa dan mahasiswi yang duduk pada semester 6. Capaian dan hasil dari kegiatan FGD akan dijadikan buku panduan yang nantinya akan diterbitkan dan dipublikasikan," ungkap Bagus Githa Adhitya, tim penyaji, Jumat (24/6).
Acara FGD ini diawali dengan presentasi draft buku panduan oleh tim penyaji yang terdiri dari Bagus Githa Adhitya, sebagai dosen pembimbing, serta Maria Talia Sitepu, Risa Yosephine Lumban Tobing, Sophia Annabelle Manullang, dan Athalia Hanna Stefania Pardede.
Buku panduan itu sendiri terdiri dari 2 bagian, yaitu panduan umum dan panduan khusus. Pada panduan umum diuraikan mengenai hal-hal yang harus diperhatikan oleh penyelenggara dalam memenuhi kebutuhan fasilitas dan aksesibilitas pengunjung dengan kebutuhan khusus secara umum.
Sementara pada panduan khusus berisikan tentang hal yang harus diperhatikan dalam memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan masing-masing kategori penyandang disabilitas.
Setelah sesi pemaparan presentasi, acara dilanjutkan dengan pemberian saran dan masukan dari para narasumber yang hadir, untuk memperkaya dan menyempurnakan isi buku panduan tersebut.
"Besar harapan kami bahwa buku panduan ini nantinya dapat bermanfaat bagi industri event, khususnya bagi para profesional event organizer (PEO) di seluruh Indonesia dalam menyelenggarakan event pameran dengan memperhatikan dan menyediakan akses maupun fasilitas bagi orang berkebutuhan khusus," lanjut Bagus.
Selain itu, tambah dia, buku panduan ini juga diharapkan dapat menghindari adanya diskriminasi secara tidak langsung terhadap orang-orang berkebutuhan khusus. "Kami berharap semua orang dapat turut menikmati event pameran tanpa batasan apapun," tandasnya.
Sejumlah narasumber dan peserta yang hadir dalam FGD itu, terdiri dari Marsianus Raga, Ketua Jurusan Perjalanan Politeknik Pariwisata NHI Bandung; Gufroni Sakaril, Ketua DPP Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia; Any Ariani, Akademisi Event Politeknik Negeri Bandung; Billy Birlan Purnama dari Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia, dan Indah, juru bahasa isyarat.
Hadir juga Fransisca Octi, juru bahasa isyarat; Wirya Dharma dan Martenci Hukubun dari Yayasan Elyakim; Dede Koswara.
Diskusi itu juga dihangatkan dengan kehadiran pengurus DPD Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia wilayah Jawa Barat yang dipimpin ketuanya Dede Koswara serta Sekjen Koswara. (N-2)
Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menegaskan bahwa Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) bukan masa perpeloncoan atau masa senioritas
Sementara itu Kepala SDN Kertasari 3, Sofia Widawaty, menjelaskan bahwa kini sekolah yang dipimpinnya hanya memiliki 18 siswa aktif.
Data 2024 menunjukkan angka partisipasi sekolah (APS) untuk usia 16–18 tahun di Banten baru mencapai 71,91%, masih di bawah rata-rata nasional.
Dengan peningkatan kebijakan yang tepat, Indonesia dapat terus meningkatkan angka partisipasi sekolah.
Usaha pencegahan anak putus sekolah semestinya dilakukan dengan memperhatikan sejumlah aturan yang ada dan memperhatikan efektivitas pada kondisi belajar anak dan kondisi kerja guru.
GUBERNUR Jawa Barat (Jabar) Dedy Mulyadi mengeluarkan keputusan yakni memperbolehkan jumlah siswa dalam satu kelas mencapai hingga 50 siswa. Itu menuai respons dari kepala sekolah
PEMERINTAH Kota (Pemkot) Bandung, Jawa Barat (Jabar), minta seluruh rumah sakit di Kota Bandung wajib melayani warga yang ber-KTP Bandung tanpa diskriminasi.
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan ingin mengudang langsung pihak TomTom Traffic dan memaparkan secara detail data yang mereka miliki.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, membanggakan capaian Jakarta yang tidak lagi menyandang predikat sebagai kota termacet di Indonesia. ia menyinggung Bandung sebagai kota termacet
Pelatihan mitigasi bencana penting, terutama bagi masyarakat Kabupaten Bandung yang berdekatan atau dilintasi Sesar Lembang.
Justru Bandung, Jawa Barat, yang menempati posisi pertama sebagai kota termacet di dunia versi perusahaan teknologi geolokasi global.
WALI Kota Bandung Muhammad Farhan berharap bandara Husein Sastranegara bisa kembali dibuka. Bandara yang ditutup sejak 2023 itu diyakini membawa dampak ekonomi yang signifikan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved