Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

348 Sapi di Sumsel Terpapar PMK, Peternak Diimbau Lakukan Pengobatan Dini

Dwi Apriani
23/6/2022 14:30
348 Sapi di Sumsel Terpapar PMK, Peternak Diimbau Lakukan Pengobatan Dini
Ilustrasi pekerja memberikan pakan rumput untuk sapi di tempat penggemukan.(Antara)

BERDASARKAN catatan Pemprov Sumatra Selatan (Sumsel), hingga saat ini ada 348 ekor sapi yang terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK). 

Dari ratusan sapi tersebut, 99 ekor di antaranya sudah sembuh. Lalu, 22 ekor potong bersyarat, 7 ekor mati dan sisanya kasus sakit 220 ekor.

"Jika melihat data yang ada, 220 ekor yang sakit, baru 0,03% dari jumlah populasi sapi di Sumsel, yang kisarannya mencapai 305 ribu ekor," jelas Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel Ruzuan Effendi, Kamis (23/6).

Baca juga: Pemerintah Setujui Pengadaan 29 Juta Dosis Vaksin PMK dengan dana Covid-19

Pihaknya masih menunggu terkait vaksinasi PMK untuk wilayah Sumsel. Sejauh ini, Pemprov Sumsel telah mengusulkan alokasi vaksin PMK sebanyak 500 ribu dosis.

"Vaksin yang diminta itu tak hanya diperuntukkan bagi sapi saja. Tapi, juga untuk kambing, kerbau dan babi. Sumsel belum masuk zona merah, kita masih zona 3, sehingga belum menjadi prioritas mendapatkan vaksin," terangnya.

Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sumsel Jafrizal mengatakan PMK merupakan penyakit yang mudah menyebar. 

"PMK ini memang mudah menyebar dan gejala sakitnya juga mudah dikenali. Meskipun mudah menyebar, tingkat kesembuhannya juga tinggi," ungkap Jafrizal.

Baca juga: Vaksinasi PMK Rambah Kabupaten Malang

Menurutnya, tingkat kesembuhan dari gejala penyakit ini bisa mencapai 98%, asalkan dilakukan pengobatan secepatnya. Jangan sampai penyakit dibiarkan sampai merusak kuku hewan.

"Segera lakukan pengobatan dini untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Penyakit ini walau cepat menyebar, tapi kematian rendah dan lekas membaik bila diobati," tuturnya.

Adapun untuk pengobatan hewan bisa dilakukan secara injeksi. Peternak sebaiknya minta pertolongan ke petugas kesehatan hewan. Sebab, ada pertimbangan untuk obat yang digunakan terkait residu obat dalam daging, yang akan memengaruhi kesehatan manusia.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya