Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

28 Laporan Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Terjadi di Bandung Barat

Depi Gunawan
08/6/2022 16:39
28 Laporan Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Terjadi di Bandung Barat
kekerasan anak dan perempuan(Ilustrasi)

DINAS Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bandung Barat menerima puluhan laporan terkait dengan kasus perempuan dan anak. Berbagai laporan kasus yang diterima di antaranya seperti kekerasan terhadap perempuan, pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), pencabulan, kekerasan kepada anak, serta lain-lain.

Kepala DP2KBP3A Bandung Barat Eriska Hendrayana menerangkan berbagai laporan yang masuk merata di hampir semua kecamatan baik di wilayah perkotaan ataupun pedesaan. Dari puluhan kasus tersebut, di antaranya ada yang telah ditangani bahkan pelakunya sudah diproses hukum.

"Sampai saat ini kami sudah menerima sebanyak 28 laporan terkait dengan kasus perempuan dan anak," katanya, Rabu (8/6).

Pihaknya mulai banyak menerima laporan kasus setelah membuat hotline pelaporan usai melaunching program Gerakan Perlindungan Perempuan dan Anak (Geprak).

"Banyaknya kasus yang dilaporkan menunjukkan masyarakat sudah berani untuk melapor kasus yang terjadi di lingkungannya," ujarnya.

Baca juga:  Pelaku Kekerasan Seksual Anak Mayoritas Orang Terdekat

Melalui program itu, diharapkan menjadi triger agar kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan tidak kembali terulang dan timbul banyak korban. Mengingat, lanjut dia, penanganan kasus seperti pecabulan membutuhkan waktu yang lama.

"Adanya program Geprak mendorong masyarakat speak up, berani lapor. Agar pelakunya diadili dan masyarakat jadi waspada agar kasus itu tidak terjadi di lingkungan mereka," tuturnya.

Sementara itu, Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Bandung Barat Sonya Fatmala mengungkapkan pihaknya tidak menginginkan muncul kasus kekerasan kepada perempuan dan anak.

Namun demikian, ketika pihaknya banyak mendapat laporan, hal itu menandakan masyarakat sudah mulai berani melaporkan kasus yang terjadi di sekitar lingkungannya.

"Orang berani dan mudah melapor, sehingga harapannya bisa melindungi perempuan dan anak dari kejahatan yang tidak masuk akal. Bukan hanya anak perempuan saja, laki-laki juga kadang ada yang jadi korban," kata Sonya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya