Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Kepsek dan Komplotan Aniaya Guru SD hingga Babak Belur

Palce Amalo
05/6/2022 17:35
Kepsek dan Komplotan Aniaya Guru SD hingga Babak Belur
Ilustrasi.(DOK MI.)

SEORANG guru yang bertugas di SD Negeri Oelbeba, Desa Oelbeba, Kacamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, dianiaya hingga babak belur oleh kepala sekolah bersama sejumlah temannya. Korban bernama Anselmus Nalle, 44. Terduga pelaku sebanyak enam orang, termasuk kepala sekolah (kepsek) bernama Aleksander Nitti, 58.

Kapolres Kupang Ajun Komisaris Besar FX Irwan Arianto di Kupang, Minggu (5/6), mengatakan pelaku lain yakni Elionora Katerina Nitti, Ernawaty Manu, Demsy, Daniel Laot, dan Roni Meko. Video pemukulan guru ini viral di media sosial dan dilaporkan ke polisi.

Dari video yang beredar, Anselmus terlihat melarikan diri dari sekolah. Namun ia ditangkap di jalan raya dan digiring kembali ke sekolah sambil dihujani pukulan berkali-kali di wajah oleh para pengeroyok.

Korban sempat meminta diselamatkan dari warga tetapi tidak ada yang memberikan pertolongan. Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat pekan lalu dan dilaporkan ke polisi pada hari yang sama.

"Ernawaty Manu memukul menggunakan kayu sebesar genggaman tangan orang dewasa mengenai kepala bagian kanan korban. Pemukulan itu dilerai oleh para guru lain yang keluar ruangan. Saat itu korban masih terus dikejar oleh para pelaku hingga lapangan sekolah. Kemudian korban mendapat pemukulan dari Demsy," katanya.

Baca juga: PMK Merebak, Pasar Hewan di Kabupaten Semarang Nekat Buka

Setelah mengalami penganiayaan berkali-kali, Anselmus melarikan diri ke kantor desa untuk meminta pertolongan, sebelum melapor ke kantor polisi. Saat melapor, kondisi Anselmus babak belur antara lain luka robek di mulut serta bengkak dan lembam di alis bagian kanan, pipi, dagu, dan tangan. Selain itu, telepon selulernya juga dirampas oleh pelaku pemukulan bernama Demsy.

Kasus penganiayaan berawal dari rapat evaluasi yang membahas ujian sekolah dan persiapan penilaian akhir semester. Dalam rapat tersebut, terjadi perbedaan pendapat yang membuat sang kepala sekolah emosi. Kemudian terjadi pemukulan dan pengeroyokan. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya