Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Tumpukan Sampah Mengepung Yogyakarta

Ardi teristi
10/5/2022 14:52
Tumpukan Sampah Mengepung Yogyakarta
Warga melintas di dekat tumpakan sampah di kawasan Lempuyangan, Yogyakarta(ANTARA FOTO/Andreas Fitri )

DAERAH Istimewa Yogyakarta dikepung sampah karena pemblokiran tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Piyungan sejak Sabtu (7/5). Sampah-sampah menumpuk di tempat pembuangan sampah sementara yang ada. Padahal, setelah Idulfitri, produksi sampah tengah tinggi-tingginya.

TPST Piyungan yang menjadi tempat pembuangan sampah khususnya di Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman serta Kabupaten Bantul kembali mencuat. Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana memahami tindakan yang dilakukan oleh warga yang memblokir TPST Piyungan.

"Kami sudah melihat sendiri, lingkungan di situ memang tidak sehat. Keluhan mereka memang betul," kata dia, Selasa (10/5).

Namun, jika TPST Piyungan ditutup mendadak dan permanen, masyarakat DIY akan sangat kesulitan. Saat ini, misalnya, ketika TPST Piyungan diblokir dalam beberapa hari, sampah sudah menumpuk dimana-mana.

"Menurut kami, permintaan warga dipenuhi saja terkait infrastruktur, menahan bau. Jika itu tidak dilakukan, wajar jika mereka khawatir," ucapnya.

Permintaan masyarakat pun dinilai wajar untuk kenyamanan hidup. Ia berharap, permintaan warga bisa dipenuhi agar TPST Piyungan dapat beroperasi dengan baik.

Di saat bersamaan, Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) pemusnahan sampah juga harus segera direalisasikan.

"Kinerja Pemda DIY terkait penanganan sampah harus dipercepat dan direalisasikan dengan nyata," tuturnya.

Huda menyebut, dalam Perda Tata Ruang, beberapa tempat dimungkinkan untuk dibangun TPST. Terkait tuntutan warga agar bisa beraudiensi langsung dengan gubernur juga dianggap wajar.

"Mereka merasa permintaan mereka tidak sampai kepada Sri Sultan dan tidak dieksekusi. Intinya adalah eksekusi keluhan-keluhan mereka dan anggarannya sudah siap untuk itu," ungkapnya.

Baca juga: Sampah Terbengkalai di Yogyakarta mulai Diangkut ke TPST Piyungan

Menurut dia, anggaran dari pemerintah pusat untuk menutup TPST Piyungan mencapai Rp100 M dan ada pula anggaran dari Pemda DIY.

Koordinator aksi 'Banyakan Menolak Banyakan Melawan', Herwin Arfianto, menyatakan, pihaknya menjaga posko penolakan 24 jam untuk menolak truk sampah yang mau membuang sampah ke TPST Piyungan.

"Truk sampah yang masuk kita suruh putar balik," papar dia.

Herwin menyebut, tuntutan mereka adalah TPST Piyungan ditutup selamanya karena dampak air lindi yakni air limbah dari tumpukan sampah, sudah parah, terlebih jika TPST Piyungan dilebarkan ke sisi Utara.

Pihaknya juga meminta, ada perjanjian hitam di atas putih terkait tenggat waktu penutupan TPST Piyungan.

Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY Kuncoro Cahyo Aji menyampaikan, saat masa mudik Lebaran 2022, volume sampah yang masuk mencapai 906 ton per harinya. Padahal, pada hari-hari biasa, volume sampah yang masuk ke TPST Piyungan berkisar 500 hingga 700an ton per hari.

"Kami terus menata sampah di TPST Piyungan," tukasnya.

Penataan cukup efektif mengurangi ketinggian tumpukan sampah. Menurut dia, ketinggian sampah di TPST Piyungan masih 136 meter dari permukaan laut, belum mencapai 140 meter dari permukaan laut sehingga masih bisa dimanfaatkan.

Jika sampah yang masuk ke TPST Piyungan rata-rata 700 ton per hari, sekitar 20-25 hari ke depan ketinggian sampah di TPST Piyungan bisa mencapai 140 meter dari permukaan tanah.

"Nanti kita lihat perkembangannya," pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya