Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
NIRINA Zubir dan Yoga Pratama bermain dalam serial Nightmares and Daydreams karya Joko Anwar yang rilis di Netflix sejak 14 Juni 2024. Keduanya berperan sebagai sepasang suami istri yang tinggal di sebuah permukiman tempat penampungan sampah terpadu (TPST) terbesar di Indonesia, Bantargebang. Mereka bermain di episode kedua, berjudul The Orpan.
Ipah (Nirina) dan Iyos (Yoga) mengadopsi anak yatim piatu yang memiliki kekuatan bisa mendatangkan kekayaan hanya dalam waktu enam hari. Namun, di hari ketujuh, ada bahaya yang menunggu si pengadopsi.
“Peran saya sebagai Ipah dan Yoga sebagai Iyos, berada di suatu kehidupan yang seperti itu tentu saja wajar ketika sang suami ingin memberikan kebahagiaan ke keluarganya. Namun, terkadang caranya menghalalkan segala cara. Tapi, intinya baik karena ingin sejahterakan keluarga. Ketika dengan menghalalkan segala cara itu apakah akan mendapat kebahagiaan pada ujungnya? Itu yang menjadi kontradiktif sebenarnya,” Kata Nirina Zubir tentang cerita episodenya di Nightmares and Daydreams saat sesi jamuan media di hotel Fairmont, Jakarta pekan lalu.
Baca juga : Main 2 Episode di Nightmares and Daydreams, Sita Turunkan Bobot 20 Kg
Nirina dan Yoga yang harus bermain di dalam set latar di antara gunungan sampah pun mendapat pengalaman baru. Mulanya, Nirina menilai akan biasa saja. Tapi ketika hujan datang situasi pun berbeda. Aroma yang menguar dari sampah-sampah yang menggunung pun menjadi salah satu memori dari proses syuting.
“Kami syuting di salah satu tps terbesar di Indonesia. Terbayang bisa bermalam-malam syuting di situ, hujan pula. Sampah segunung, semua di hadapan kami. Waktu pertama kali observasi ke sana sih, merinding,” cerita Yoga.
“Di awal, mikir sih, enggak buruk kok. Tapi tiba-tiba hujan, dan keluar semua yang terlihat dan tidak terlihat (aroma),” timpal Nirina.
“Bagi kami berdua yang berperan menjadi karakter yang berada di sana, membuat kami menjadi respek sekali dan berterima kasih ke mereka yang berada di sana karena telah memilah sampah kami dari seluruh Jakarta. Kami makin tumbuh respek dan sayang ke orang-orang di sana,” tutup Nirina. (P-5)
Selama proses syuting ada permintaan khusus agar rambut, kumis, dan jenggot Lukman dicukur. Ia pun mengaku melakukan transformasi tersebut tanpa tekanan.
Sutradara Joko Anwar kembali menggarap genre komedi yang dibalut elemen horor bertajuk Ghost in The Cell (Hantu di Penjara).
Komedi dan horor, dua-duanya adalah genre yang perlu craftmanship dan timing yang presisi. Menggabungkan keduanya adalah challenge terbesar kami dan para kru dan pemain berhasil mencapainya
Di film ini, Joko bersama rumah produksi Come and See Pictures dan produser Tia Hasibuan akan kembali menyentil isu sosial. Salah satunya, adalah kegelisahannya pada kerusakan alam.
Film Legenda Kelam Malin Kundang akan menjadi pertama kalinya Rio Dewanto dan Faradina Mufti bermain bersama sebagai pemeran utama dalam sebuah judul film.
Rumah produksi yang didirikan Joko Anwar dan Tia Hasibuan, Come and See Pictures mengumumkan jajaran pemeran film terbaru mendatang, Legenda Kelam Malin Kundang
Menjadi pemain film horor harus siap fisik, mental dan semuanya double dibanding film biasa
Nirina berperan sebagai Hanggini, istri tokoh utama Arga (Vino G Bastian), yang didiagnosis mengidap ALS dan hanya memiliki kesempatan hidup dua sampai lima tahun.
Film Hanya Namamu Dalam Doaku menandai reuni akting Vino G Bastian dan Nirina Zubir setelah 21 tahun mereka berkolaborasi dalam film 30 Hari Mencari Cinta.
Sinemaku Pictures kembali bekerja sama dengan sutradara Reka Wijaya dalam film drama keluarga terbaru Hanya Namamu Dalam Doaku.
Didukung dengan deretan cast luar biasa mulai dari Vino G Bastian hingga Naysila Mirdad, dia mengaku menikmati proses penggarapan film.
Penayangan kembali Jatuh Cinta Seperti di Film-Film di bioskop merupakan bentuk apresiasi terhadap prestasi film di FFI 2024, bukan hanya untuk menambah jumlah penonton.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved