GURU di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, mengenakan pakaian ada sebagai simbol memperingati Hari Kartini 21 April. Di SD Katolik Maria Assumpta, seluruh guru terlibat mengenakan pakaian adat dari daerah asal masing-masing, sedangkan siswa tetap mengenakan pakaian seragam dan rompi bermotif tenun ikat.
Perayaan Hari Kartini di sekolah tersebut hanya diisi dengan upacara bendera yang dipimpin Kepala SD Katolik Maria Assumpta Suster Elisabet Jenewat. Sedangkan pengibar bendera berasal dari guru juga mengenakan pakaian adat.
Dalam sambutannya, suster Elisabet mengajak para siswa dan guru mensyukuri perjuangan RA Kartini ratusan tahun lalu.
"Kalau tidak ada Kartini, mungkin perempuan kita tidak ada di sekolah ini," katanya.
Baca juga: Iriana Sebut Hari Kartini Sebagai Era Kebangkitan Perempuan Melawan Pandemi
RA Kartini memperjuangakan kesetaraan hak antara perempuan dan laki-laki.
"Ini satu hal yang patut kita syukuri, Tuhan mendengar jeritan kaum perempuan," tambahnya.
Untuk itu, lanjutnya, siswa harus belajar dengan tekun dan berjuang sampai meraih cita-cita masing-masing. Derajat perempuan harus sama dengan laki-laki dan tidak boleh dilecehkan.
"Perempuan punya harga diri dan tidak boleh dilecehkan," ujarnya.
Di Kantor Kelurahan Liliba, Kecamatan Oebobo, mulai dari lurah sampai pegawai juga terlihat mengenakan pakaian adat.(OL-5)