Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Kopi Lereng Merapi Punya Potensi Jadi Komoditas Unggulan

Ardi Teristi Hardi
01/3/2022 15:59
Kopi Lereng Merapi Punya Potensi Jadi Komoditas Unggulan
Warga memelihara bibit kopi arabika(ANTARA FOTO/Aloysius Jarot N)

GERAKAN Tanam Kopi Nasional (Gertak) yang diinisiasi oleh Menteri Pertanian menyasar kopi lereng merapi untuk lebih dikembangkan. Kopi lereng Merapi diharapkan mampu menjadi komoditas unggulan serta memperkuat predikat destinasi wisata yang selama ini disandang oleh Merapi.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahan Pangan Ir. Sugeng Purwanto mengatakan Gertak untuk kopi lereng merapi dilatarbelakangi oleh potensi kopi yang mampu menjadi komoditas unggulan di berbagai daerah, salah satunya di kawasan lereng Merapi.

"Gerakan Tanam Kopi diawali dengan bantuan Gubernur, bantuan keuangan khusus untuk tahun 2022. Di awal tahun ada bantuan sebanyak 5.000 batang, kemudian dialokasikan 4.000 untuk Glagaharjo dan 1.000 Wonokerto," kata Sugeng dalam Gertak yang berlangsung pada Sabtu (26/2) di Kalurahan Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan, Sleman.

Gerakan menanam kopi ini menjadi tahap awal dari sebuah konsep besar untuk menghijaukan lereng Merapi sekaligus untuk melakukan konservasi. Sugeng menjelaskan pihaknya telah meminta bantuan kepada pemerintah pusat sebanyak 100.000 batang, dengan pembagian 50.000 di Merapi dan 50.000 batang di Kulonprogo.

"Konsep dasar dari Gertak di samping untuk fungsi konservasi ke depannya untuk pemenuhan kebutuhan kopi di DIY," ungkapnya.

Baca juga: Usaha Kopi Ini Raih Omzet Ratusan Juta Berkat Mentoring dari Semen Gresik

Sugeng menyampaikan Gertak di lereng Merapi tidak hanya mengejar produktivitas tetapi juga aspek keberlangsungan bisnis untuk para petani kopi juga menjadi perhatian. Ia menegaskan, tanaman kopi akan dikembangkan secara besar-besaran di DIY.

"Kami bersama Lurah dan Panewu melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Sleman, kemudian meningkatkan bisnis dengan mewujudkan kegiatan ekonomi produktif. Saat ini sudah tumbuh kegiatan kepariwisataan. Ke depannya akan dibuat konsep program pariwisata minat khusus di bidang agrowisata," papar dia.

Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar, Dirjen Perkebunan, Kementerian Pertanian Hendratmojo Bagus Hudoro menyatakan Gertak ini fokus pada pengembangan kopi dari hulu hingga hilir. Artinya, pihaknya tidak hanya fokus terhadap kualitas dan produksi kopi, tetapi juga pemasaran dan penguatan kelembagaannya.

Ia berharap, komoditas kopi maupun segala potensi yang ada di wilayah lereng Merapi mampu memberikan nilai tambah kepada masyarakat sekitar.

"Kita kembangkan tanaman yang ingin ditumbuhkan dan bisa menghasilkan nilai secara ekonomi apakah itu melalui komunitas perkebunan, komoditas hortikultura, komoditas tanaman pangan atau bahkan peternakan. Ini yang mempunyai potensi yang bisa dikembangkan," tukasnya.

Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa menjelaskan kawasan lereng Merapi memiliki agroklimatologi yang subur dan lapukan abu vulkanik membuat kopi Merapi memiliki ciri khas sendiri. Ia berharap, kopi Merapi akan menjadi primadona di DIY hingga nasional.

"Tanaman kopi dibudidayakan berada Kapanewon Cangkringan, Turi dan Pakem. Letusan gunung Merapi yang hebat di tahun 2010 telah meluluhlantakkan tanaman kopi di lereng Merapi," pungkasnya.

Sebelum letusan 2010, tanaman kopi yang ada di lereng Merapi sekitar 800 hektare, ini hanya tertinggal kurang lebih 200 hektare.

"Untuk mengembangkan lagi kopi lereng Merapi membutuhkan kerja sama, gotong royong semua pihak untuk mengembalikan ekosistem dan tanaman agar nanti bisa berkembang lagi," ucap Danang.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya