Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Minyak Goreng Mahal dan Langka, Usaha Jajanan Gorengan Gulung Tikar

Amiruddin Abdullah Reubee
10/2/2022 10:50
Minyak Goreng Mahal dan Langka, Usaha Jajanan Gorengan Gulung Tikar
Mauluddin, sedang memperlihatkan minyak goreng kemasan yang dia beli dengan harga mahal, beberapa waktu lalu. (MI/Amiruddin Abdullah Reube)

SEJAK lima hari terakhir ketersediaan minyak goreng di kawasan Provinsi Aceh langka. Bahan pokok itu kini semakin sulit ditemui di berbagai tempat dalam wilayah paling barat Indonesia.

Tidak diketahui secara jelas mengapa terjadi kelangkaan tersebut. Namun disinyalir kondisi yang menyulitkan masyarakat kelas bawah ini karena ada permainan pemasok minyak goreng atau distributor dan pedagang lokal.

Dari pengamatan Media Indonesia, di Kabupaten Pidie, Kamis (10/2) misalnya, warga sulit menemukan minyak goreng di toko atau warung langganan mereka. Pemilik toko yang didatangi pembeli kerap mengatakan minyak goreng sudah habis. Sebagian penjual lainnya mengaku minyak goreng belum masuk dari distributor.

"Saya sempat mencari ke sana ke mari, minyak goreng tidak ada. Bukan saja minyak kemasan, tapi lebih langka lagi minyak goreng curah. Di Kota Sigli, ibu kota Kabupaten Pidie saja, minyak sempat langka. Apalagi di kampung yang jauh dari jangkauan pemasok barang, itu bisa lebih sulit lagi mencarinya," kata Mauluddin, pedagang jajanan gorengan di pinggiran jalan depan Masjid Agung AL-Falah Sigli, Kabupaten Pidie, kepada Media Indonesia.

Dikatakan Mauluddin, sesuai informasi yang diperoleh, stok minyak goreng pada beberapa distributor cukup banyak. Hanya saja mereka tidak sudi melepas ke pasaran. Pasalnya para pengusaha itu ingin menghabiskan dulu minyak di pasaran yang harga tinggi mencapai Rp19.000 hingga Rp22.000 per liter.

"Mereka menahan minyak goreng di gudang, bertujuan supaya minyak bermodal besar dihabiskan dulu dari pasar. Nanti saat menyalur minyak murah bersubsidi, tentu yang modal tinggi dipasaran sudah habis terjual sebelumnya," tutur Mauluddin.

Akibat kelangkaan minyak goreng, puluhan pengrajin kue rumah tangga, penjual gorengan, dan penjual ayam goreng terpaksa tidak berjualan sekarang. Mereka harus gulung tikar atau menunda berjualan sementara, hingga harga minyak goreng stabil dan terkendali.

"Saya juga sempat tidak berjualan karena sulit mendapatkan minyak goreng. Apalagi kalau harga minyak goreng seperti ini, hasil dagangan sering rugi. Kalau terus seperti sekarang, mungkin akan libur lagi penjualannya," tambah Mauluddin.

Krisis minyak goreng sekarang bukan hanya di Kabupaten Pidie, tapi lebih parah lagi di pedalaman atau perkampungan terisolasi. Kondisi demikian juga tersebar di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tengah, Gayo Lues, Aceh Tenggara, dan Aceh Besar.

Berikutnya juga dirasakan Aceh Barat, Aceh Selatan Subulussalam, Aceh Singkil hingga beberapa kepulauan kecil di perairan Samudera Hindia wilayah barat dan Selatan Aceh. (MR/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya