Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Semua Sekolah di Sumut Diinstruksikan Terapkan PTM 50%

Yoseph Pencawan
07/2/2022 23:50
Semua Sekolah di Sumut Diinstruksikan Terapkan PTM 50%
Ilustrasi(ANTARA)

GUBERNUR Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menegaskan keinginannya agar semua daerah kembali mengurangi waktu pembelajaran tatap muka di sekolah untuk mengantisipasi lonjakan kasus baru Covid-19.

Gubernur mengatakan dirinya menginstruksikan seluruh kabupaten dan kota untuk memberlakukan sistem pembelajaran campuran (hybrid learning) kepada peserta didik. Yakni dilaksanakan 50% secara daring dan 50% luring (luar jaringan/tatap muka). "Sistem pembelajaran campuran ini diberlakukan mulai 7 Februari 2022 sampai pemberitahuan lebih lanjut," ujarnya, Senin (7/2).

Langkah ini harus dilakukan sebagai salah satu upaya mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus Covid-19, terutama varian Omikron, di Sumut.

Selain itu, lanjut Edy, dirinya juga meminta kabupaten dan kota untuk melakukan surveilans epidemiologi bila menemukan kasus baru di satuan pendidikan. Bahkan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas akan dihentikan jika terjadi positivity rate lebih dari 5%.

Satgas Penanganan Covid-19 Sumut mencatat dalam seminggu terakhir muncul 94 kasus baru di Sumut. Jumlah itu meningkat cukup signifikan dari minggu sebelumnya yang hanya tercatat tujuh kasus.

Inke Nadia dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumut mengungkapkan, kasus anak menyumbang 20% dari jumlah kasus baru tersebut. Padahal selama ini kasus anak rata-rata hanya menyumbang 10% dari jumlah kasus baru. "Mungkin karena berjalannya PTM," ujarnya.

Dia memerinci, kasus varian Delta pada anak umur 12-17 tahun menyumbang kasus terbanyak, yakni 47%. Kemudian anak usia 6-11 tahun sebanyak 32%, usia 1-5 tahun 18% dan di bawah 1 tahun sebanyak 3%.

Anggota Satgas Penanganan Covid- 19 Sumut Restuti Saragih meminta seluruh satgas di kabupaten dan kota untuk segera melakukan evaluasi PTM terbatas dan surveillance active case finding. Hasilnya kemudian dilaporkan kepada Satgas Nasional sebagai dasar untuk memutuskan apakah PTM masih dapat dilanjutkan atau kembali dihentikan sementara.

Selain itu satgas kabupaten dan kota juga diminta untuk menggenjot kecepatan cakupan vaksinasi primer dan vaksinasi booster. Terutama kepada para pendidik, tenaga kependidikan, siswa atau mahasiswa, orang tua dan keluarga serta seluruh civitas akademika. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya