Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Anak Perusahaan Holding Perkebunan Nusantara di Provinsi Riau, PT Perkebunan Nusantara V, menggandeng mahasiswa pecinta alam, segenap lapisan masyarakat, perangkat desa hingga Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) melakukan penghijauan kembali hutan lindung Bukit Suligi yang kini mayoritas areal tutupannya telah berubah fungsi.
Kawasan konservasi yang berada di Kabupaten Rokan Hulu serta Kabupaten Kampar, Riau tersebut, kini dalam upaya pemulihan setelah sekian lama mengalami perubahan peruntukan akibat penjarahan dan okupansi hingga berubah fungsi menjadi ladang dan perkebunan.
"Untuk diketahui, sampai saat ini hutan yang tersisa di Bukit Suligi paling hanya tersisa 15%. Lainnya telah berubah fungsi," kata Penyuluh Kehutanan Muda Unit Pelaksana Tugas Kesatuan Pengelolaan Hutan Suligi Batu Gajah DLHK Riau, Mulyanto di Pekanbaru, Senin (10/1)
Dalam rangka memperingati Hari Gerakan Satu Juta Pohon Sedunia yang jatuh pada 10 Januari, PTPN V menyiapkan 5.000 bibit tanaman hutan dan buah-buahan. Seluruh bibit beragam jenis tanaman keras mulai dari rambutan, durian, jambu, matoa, mangga, jeruk, hingga kelengkeng itu ditanam serentak.
Penanaman ribuan bibit yang merupakan program tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) PTPN V tersebut dilakukan di sela-sela hutan yang rusak, serta di sekitar areal yang telah berubah fungsi menjadi kawasan perkebunan.
Mulyanto, yang menghabiskan separuh usianya mengabdi sebagai penyuluh kehutanan itu mengatakan bahwa program yang dilaksanakan anak usaha Holding Perkebunan Nusantara III Persero tersebut merupakan langkah jitu untuk mengembalikan kawasan hutan yang "terluka parah".
"Kita selaku aparat terus berusaha agar hutan lindung ini bisa kembali ke fungsi awalnya. Ini salah satu pola agroforestri yang didorong pemerintah dan Alhamdulillah dilaksanakan oleh PTPN V. Mudah-mudahan ini awal yang baik untuk kerjasama seterusnya," harapnya.
Bukit Suligi yang memiliki total luas mencapai 45 ribu hektare sejatinya menyimpan sejuta pesona. Ada sejumlah air terjun indah dan pemandangan menakjubkan dari ketinggian 800 meter di atas permukaan laut, yang dikenal sebagai Bukit di Atas Awan. Kedua bentang alam itu begitu menakjubkan para wisatawan.
Namun, perubahan fungsi kawasan hutan menjadi ancaman tersendiri yang harus segera dicarikan solusi. Untuk itu, Chief Executive Officer PT Perkebunan Nusantara V, Jatmiko Santosa, mengatakan menjadi sebuah kehormatan bagi perusahaan untuk dapat terlibat langsung dalam pemulihan salah satu harta terpendam Riau tersebut.
"Kami sangat amat serius dalam hal keberlanjutan dan konsep green economy. Sebagai perusahaan milik negara, ini adalah bentuk nyata akan perhatian kita dalam merealisasikan kedua hal tersebut. Semoga langkah kecil kami menjadi awal dari sebuah program besar membawa kebaikan bersama dan mengembalikan fungsi Bukit Suligi," papar Jatmiko. (Ant/M-4)
Indonesia, dengan proposal bertajuk REDD+ Results-Based Payment (RBP) untuk Periode 2014-2016 telah menerima dana dari Green Climate Fund (GCF) sebesar US$103,8 juta.
KLH/BPLH resmi meluncurkan konsep Adipura Baru, sistem evaluasi pengelolaan sampah nasional yang menekankan pendekatan tegas, objektif, dan terintegrasi.
Pantai Ungkea, yang merupakan salah satu kawasan wisata dan habitat alami di Morowali Utara, menjadi fokus utama pembersihan dari sampah plastik dan berbagai jenis sampah lainnya.
DI tengah krisis iklim yang kian nyata dan ketidakadilan sistemis terhadap perempuan yang terus menganga, Indonesia membutuhkan lebih dari sekadar kepemimpinan yang cerdas dan tegas.
Ketika wilayah jelajah buaya menyempit akibat alih fungsi lahan dan pembangunan permukiman, buaya cenderung masuk ke lingkungan manusia untuk mencari makan.
PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) menyelenggarakan serangkaian kegiatan lingkungan bertema Beat Plastic Pollution atau Hentikan Polusi Plastik.
Studi terbaru mengungkap populasi burung tropis turun hingga 38% sejak 1950 akibat panas ekstrem dan pemanasan global.
Dengan cara mengurangi emisi gas rumah kaca, beradaptasi perubahan iklim, dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Perubahan iklim ditandai dengan naiknya suhu rata-rata, pola hujan tidak menentu, serta kelembaban tinggi memicu ledakan populasi hama seperti Helopeltis spp (serangga penghisap/kepik)
PEMERINTAH Indonesia menegaskan komitmennya dalam mempercepat mitigasi perubahan iklim melalui dukungan pendanaan dari Green Climate Fund (GCF).
Indonesia, dengan proposal bertajuk REDD+ Results-Based Payment (RBP) untuk Periode 2014-2016 telah menerima dana dari Green Climate Fund (GCF) sebesar US$103,8 juta.
Periset Pusat Riset Hortikultura BRIN Fahminuddin Agus menyatakan lahan gambut merupakan salah satu penyumbang emisi karbon terbesar, terutama jika tidak dikelola dengan baik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved