Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

BKSDA Rawat Harimau Sumatera yang Tertangkap di Padanglawas

Yoseph Pencawan
19/12/2021 16:10
BKSDA Rawat Harimau Sumatera yang Tertangkap di Padanglawas
Harimau sumatera yang tertangkap di Desa Siundol Julu, Sosopan, Padanglawas, Sumatera Utara saat ini menjalani perawatan BKSDA.(DOK BKSDA Sumut)

BALAI Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Utara merawat seekor Harimau Sumatera tertangkap di Desa Siundol Julu, Kecamatan Sosopan, Kabupaten Padanglawas, Kamis (16/12) lalu. Hal itu dilakukan karena harimau yang tersebut mengalami luka cukup parah.  

Plt. Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut Irzal Azhar mengatakan, proses pemulihan dan penyembuhan terhadap harimau Sumatera yang diberi nama Dewi Siundol membutuhkan waktu cukup lama. "Lamanya waktu pemulihan dan penyembuhan diperkirakan sekitar satu sampai dua bulan," ujar dia saat dikonfirmasi, Minggu (19/12).

Penyelesaian proses itu menurut Irzal melihat dari perkembangan kondisi kesehatan harimau. Ia mengatakan, tindakan lanjutan yang akan dilakukan meliputi pemantauan/observasi, cek darah dan pengobatan rutin pada luka.

Irzal merinci, setelah masuk kandang jebak pada Kamis lalu, Dewi Siundol dievakuasi ke Barumun Nagari Wildlife Sanctuary (BNSW). BNSW merupakan area perlindungan satwa harimau yang berada di Desa Batu Nanggar, Kecamatan Batang Onang, Kabupaten Padanglawas (Palas).

Dewi Siundol menjalani perawatan mulai Sabtu (18/12) di BNSW. Penanganan medis dilakukan tim gabungan dari BBKSDA Sumut, Yayasan Bodhicitta Mandala Medan dan drh. Anhar Lubis.

Dari hasil pemeriksaan awal, diketahui bahwa harimau ini berkelamin betina dan diperkirakan berusia di atas 6 tahun. Pada beberapa bagian tubuh Harimau seberat 73 kg itu juga ditemukan luka antara lain pada bagian siku, kaki depan dan belakang, serta semua telapak kaki depan dan belakang.

Luka-luka tersebut cukup serius, bahkan sebagian sudah berbelatung. "Tim medis berkesimpulan bahwa luka-lukanya sudah pada tingkat masif," sebut Irzal.

Tim medis juga melihat Dewi Siundol dalam kondisi lemah saat tiba di BNSW sehingga dilakukan pemasangan infus. Tindakan medis lain yang sudah dilakukan terhadap harimau itu antara lain pemberian antibiotik, antiimflamasi dan suporting. "Tim medis juga sudah membersihkan luka yang berbelatung dan memberikan antelmentik," pungkas Irzal.

Penangkapan dan perawatan Dewi Siundol merupakan bagian dari upaya penanganan konflik warga dengan harimau yang diawali dari Desa Siraisan, Kecamatan Ulu Barumun, Palas. Ketika itu warga Siraisan ditakutkan dengan penampakan jejak-jejak harimau di beberapa areal perkebunan karet di desanya, pada awal November lalu.

Upaya penanganan sempat menemui jalan buntu karena tim gabungan gagal mencari harimau tersebut. Namun setelah satu bulan lebih, akhirnya upaya penanganan mulai membuahkan hasil setelah seekor Harimau Sumatera masuk ke dalam kandang jebak pada Kamis (16/12) siang.

Harimau itu masuk pada kandang jebak ketiga yang dipasang BBKSDA di Desa Siundol Julu. Dua kandang jebak yang dipasang sebelumnya adalah di Desa Huta Bargot dan Desa Pagaranbira Jae. (OL-15)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya