Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Nglanggeran, Desa Wisata Terbaik Dunia 2021 Versi UNWTO

Agus Utantoro
05/12/2021 20:10
Nglanggeran, Desa Wisata Terbaik Dunia 2021 Versi UNWTO
Petani menggarap lahan di Desa Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, DI Yogyakarta( ANTARA/Hendra Nurdiyansyah)


DESA Wisata Nglanggeran di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meraih predikat Desa Wisata Terbaik Dunia 2021.

Nglanggeran mendapat julukan The Best Tourism Village versi UNWTO (United Nation World Tourism Organization). Prestasi itu diumumkan pada Kamis (2/12) lalu di Madrid, Spanyol.

Pada ajang tersebut, kata Kabag Humas Pemda DIY, Ditya Nararyo Aji,
Minggu (5/11), Desa Wisata Nglanggeran masuk nominasi bersama dua desa lainnya yakni Desa Wisata Tete Batu (Provinsi NTB) dan Desa Wisata Wae Rebo (Provinsi NTT).

Ia menjelaskan, Nglanggeran bersanding dengan 43 desa wisata lain dari
seluruh dunia untuk memperebutkan predikat tersebut. Beberapa desa
wisata dari luar Indonesia di antaranya Caspala (Argentina), Castelo
Rodrigo (Portugal), dan Batu Puteh (Malaysia).

Kriteria untuk penilaian yang digelar UNWTO, lanjut Ditya, meliputi
sembilan kriteria antara lain budaya dan sumber daya alam, promosi dan
konservasi sumber daya alam, keberlanjutan ekonomi, keberlanjutan
sosial, ketahanan lingkungan, potensi dan pengembangan pariwisata, tata
kelola dan pioritas pariwisata, infrastruktur dan konektivitas,
kesehatan, keselamatan dan keamanan.


Wisata berbasis masyarakat


Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Rahardja saat
dihubungi, menyampaikan apresiasi kepada pengelola Desa Wisata Nglanggeran mengingat predikat tersebut diraih atas keberhasilan
program Community Based Tourism (CBT) atau pemberdayaan masyarakat di
daerah destinasi wisata yang diterapkan di Nglanggeran.

"Ini menunjukkan  apa yang dilakukan Desa Wisata Nglanggeran dan
masyarakat yang ada di situ bersama stakeholder, sudah sesuai dengan
yang harus dilakukan. Sebetulnya penghargaan tertinggi itu bukan tujuan, namun pengakuan. UNWTO telah mengakui Desa Nglanggeran telah menerapkan metode yang tepat untuk CBT-nya," tutur Singgih.

Menurut Singgih, keberhasilan Desa Wisata Nglanggeran dengan penerapan
CBT, sepatutnya menjadi contoh bagi desa wisata lain untuk dapat
mengembangkan desanya.

"Ya mempertahankan keaslian, budaya, masyarakatnya, yang selalu melestarikan lingkungan dan memberdayakan masyarakat termasuk kolaborasi dengan pemangku kepentingan pariwisata maupun bukan," tambah Singgih.

Selain itu, pengembangan pariwisata yang ada di Nglanggeran, menurut
Singgih, telah memberikan contoh pola pengembangan quality tourism.

Desa wisata tidak menetapkan jumlah kunjungan wisatawan, namun
dapat menentukan capaian atau target ekonomi tertinggi tanpa mematok
jumlah wisatawan.

"Termasuk penguatan daya tarik wisata, sehingga menambah masa tinggal di desa wisata," ujarnya.

Beberapa cara yang dilakukan Nglanggeran, kata Singgih, misalnya seperti narasi untuk paket wisata, sekaligus memunculkan ekonomi
kreatif. (N-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya