Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
MENGHADAPI ancaman bencana yang disebabkan oleh puncak musim hujan dan fenomena La Nina, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengimbau kepada pemerintah daerah di 34 provinsi untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
"Meskipun saat ini kondisinya ada beberapa kabupaten kota yang belum atau tidak terdampak hidrometeorologi. Tapi bukan tidak mungkin bencana itu bisa datang," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya, Sabtu (4/12).
Ia mengungkapkan, seluruh pemerintah daerah mulai dari level provinsi, kabupaten/kota, kecamatan hingga kelurahan harus mengambil aksi untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana.
Berkaitan dengan potensi banjir dan banjir bandang di berbagai daerah, BNPB mengungkapkan pihaknya telah melakukan pembelajaran dari kasus banjir bandang di wilayah Batu, Jawa Timur beberapa waktu lalu.
"Belajar pada kondisi di Batu, Jawa Timr, pertama kita akan melakukan susur sungai. Tentu saja susur sungai yang kita lakukan harus membawa instansi yang berpengalaman. Bukan anak sekolah. TNI, Polri, Basarnas, untuk melihat ke hulu apakah ada titik-titik bentang alam atau bekas longsoran ataupun bekas pohon tumbang yang menutup aliran sungai," beber dia.
Baca juga: Hulu Sungai Tengah Normalisasi Sungai dan Angkat Tanah Longsor
"Jika ada, segera dibersihkan karena ini akan menjamin aliran sungai akan berjalan sebagaimana mestinya," imbuh dia.
Selanjitnya, untuk jangka menengah dan panjang, pihaknya juga akan mengajak semua pihak untuk memulihkan kembali daerah-daerah sepanjang pantai dan aliran sungai dengan menanam pohon keras dan berakar kuat.
Lebih lanjut, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk mengetahui waktu yang tepat untuk mulai melakukan evakuasi. Dikatakan Abdul, masyarakat harus mulai mewaspadai apabil aterjadi hujan dengan intensitas lebat dalam waktu 1 jam.
"Kalau terjadi hujan deras terus menerus selama 1 jam dan belum ada tanda-tanda akan berhenti, maka besar kemungkinan debit air di hulu sudah sangat besar. Sehingga masyarakat di lereng tebih, daerah rendah, daerah aliran sungai harus melakukan evakuasi sementara," jelas Abdul.
Begitu hujan mulai mereda, jangan langsung kembali ke rumah. Tunggu selama 1 sampai 2 jam. Karena umumnya banjir, baniri bandang dan tanah longsor tidak terjadi di waktu hujan. Namun bisa terjadi beberapa saat setelah hujan berhenti.
"Pastikan selama 1-2 jam tidak ada bencana terjadi, baru kembali ke rumah," pungkas dia.
Sebelumnya, BMKG telah mengingatkan bahwa cuaca ekstrem diprediksi masih akan menghantam sebagian besar wilayah Indonesia hingga 9 Desember mendatang.BMKG mewanti-wanti pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi peningkatan curah hujan di atas normal.
"Sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki periode musim hujan. Dengan indikasi aktifnya fenomena La Nina pada periode musim hujan ini, maka kewaspadaan terhadap potensi peningkatan curah hujan di atas normal harus lebih ditingkatkan," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.
Dwikorita memaparkan, berdasarkan hasil analisis terkini, dalam sepekan kedepan diidentifikasi terjadi peningkatan aktivitas dinamika atmosfer yang dapat berdampak pada peningkatan potensi cuaca ekstrem secara umum di sebagian besar wilayah Indonesia. (OL-4)
Dengan kandungan bioaktif yang telah dibuktikan secara ilmiah, kunyit, temulawak, dan meniran menjadi pilihan alami untuk mendukung sistem kekebalan tubuh.
Musim hujan bukan halangan untuk diet. Temukan 5 makanan hangat rendah kalori namun bergizi tinggi.
Tips aman berkendara saat musim hujan: jaga keselamatan di jalan! Kurangi risiko kecelakaan, periksa kendaraan, dan waspadalah terhadap aquaplaning. Baca
Pembangunan Prasarana Pengendali Banjir di Daerah Aliran Sungai (DAS) Serang, Kabupaten Kulon Progo, resmi rampung 100%
Musim hujan sering kali dikaitkan dengan rentetan perubahan suasana hati yang cenderung negatif.
Musim hujan meningkatkan risiko penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) akibat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti.
Fenomena kemarau basah saat ini terjadi di beberapa daerah Indonesia. Berbeda dengan kemarau biasa yang kering dengan sedikit hujan, kemarau basah justru ditandai dengan hujan yang turun
BMKG memprediksi hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang selama periode 3–9 Januari 2025
BMKG memantau bahwa Monsun Asia yang aktif, disertai fenomena La Nina lemah, menjadi faktor utama yang memengaruhi curah hujan di sejumlah wilayah.
MENTERI Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan mengingatkan potensi dampak fenomena La Nina pada malam tahun baru 2025.
KEPALA Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa cuaca ekstrem diperkirakan berpotensi terjadi hingga Maret-April 2025.
STASIUN Meteorologi El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengimbau warga agar mewapadai potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi pada 22-24 September 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved