Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
DINAMIKA atmosfer yang tengah berlangsung di Indonesia menunjukkan potensi cuaca yang beragam selama sepekan ke depan. BMKG memantau bahwa Monsun Asia yang aktif, disertai fenomena La Nina lemah, menjadi faktor utama yang memengaruhi curah hujan di sejumlah wilayah.
Selain itu, aktivitas gelombang atmosfer, sirkulasi siklonik, serta daerah konvergensi dan konfluensi turut memberikan dampak signifikan terhadap variabilitas cuaca di berbagai kawasan.
Sirkulasi siklonik terpantau di beberapa lokasi strategis, yakni Samudra Hindia barat Aceh, Laut Natuna Utara, dan Samudra Pasifik utara Maluku Utara. Fenomena ini menciptakan daerah konvergensi yang meliputi Perairan Nias hingga Aceh, Laut Natuna Utara, dan wilayah utara Maluku Utara.
Selain itu, daerah pertemuan angin atau konfluensi juga terbentuk di Sumatra bagian utara, Laut Cina Selatan hingga Laut Natuna, serta di Samudra Pasifik utara Maluku Utara. Kombinasi kelembapan udara yang tinggi dengan labilitas lokal yang kuat mendukung pembentukan awan konvektif secara lokal, sehingga memicu potensi hujan dalam intensitas sedang hingga sangat lebat.
Prakiraan cuaca BMKG menyebut curah hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat, yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, akan terjadi di berbagai wilayah selama periode 3–9 Januari 2025.
Wilayah yang terdampak meliputi Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Untuk hujan dengan intensitas sangat lebat, fokusnya berada di wilayah Aceh, Sumatra Utara, Riau, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, serta Papua Pegunungan dan Papua Selatan.
Selain itu, potensi angin kencang juga diprediksi di sejumlah wilayah, seperti Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan. Kondisi ini meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan genangan air, khususnya di wilayah-wilayah yang rawan.
“BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Langkah antisipasi seperti membersihkan saluran air, menghindari aktivitas di daerah rawan, dan mempersiapkan perlengkapan darurat sangat diperlukan,” ujar BMKG dalam keterangan resminya.
BMKG juga mendorong masyarakat untuk terus memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi seperti situs web, media sosial, atau aplikasi Info BMKG.
(Z-9)
Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, diketahui cuaca hari ini di berbagai wilayah, termasuk Jakarta, akan cenderung berawan dan diikuti hujan.
HUJAN ringan diperkirakan akan terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia pada hari ini, Sabtu, 21 Juni 2025. Hal itu diungkapkan oleh prakirawan cuaca BMKG.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca untuk Selasa, 17 Juni 2025, meliputi potensi hujan ringan hingga hujan petir di berbagai wilayah Indonesia.
SEBAGIAN besar wilayah Indonesia akan dilanda hujan deras, petir, dan angin kencang pada Senin, 26 Mei 2025. Hal itu terlihat dari laman resmi prakiraan cuaca BMKG.
Kemarau basah yang tengah terjadi membuat sebagian besar wilayah Indonesia masih akan dilanda hujan deras. Begitu juga dengan prakiraan cuaca BMKG pada Senin, 26 Mei 2025 hari ini.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan prakiraan cuaca untuk hari Rabu, 09 April 2025, dengan potensi cuaca beragam di 38 kota besar di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved