Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
DINAMIKA atmosfer yang tengah berlangsung di Indonesia menunjukkan potensi cuaca yang beragam selama sepekan ke depan. BMKG memantau bahwa Monsun Asia yang aktif, disertai fenomena La Nina lemah, menjadi faktor utama yang memengaruhi curah hujan di sejumlah wilayah.
Selain itu, aktivitas gelombang atmosfer, sirkulasi siklonik, serta daerah konvergensi dan konfluensi turut memberikan dampak signifikan terhadap variabilitas cuaca di berbagai kawasan.
Sirkulasi siklonik terpantau di beberapa lokasi strategis, yakni Samudra Hindia barat Aceh, Laut Natuna Utara, dan Samudra Pasifik utara Maluku Utara. Fenomena ini menciptakan daerah konvergensi yang meliputi Perairan Nias hingga Aceh, Laut Natuna Utara, dan wilayah utara Maluku Utara.
Selain itu, daerah pertemuan angin atau konfluensi juga terbentuk di Sumatra bagian utara, Laut Cina Selatan hingga Laut Natuna, serta di Samudra Pasifik utara Maluku Utara. Kombinasi kelembapan udara yang tinggi dengan labilitas lokal yang kuat mendukung pembentukan awan konvektif secara lokal, sehingga memicu potensi hujan dalam intensitas sedang hingga sangat lebat.
Prakiraan cuaca BMKG menyebut curah hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat, yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, akan terjadi di berbagai wilayah selama periode 3–9 Januari 2025.
Wilayah yang terdampak meliputi Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Untuk hujan dengan intensitas sangat lebat, fokusnya berada di wilayah Aceh, Sumatra Utara, Riau, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, serta Papua Pegunungan dan Papua Selatan.
Selain itu, potensi angin kencang juga diprediksi di sejumlah wilayah, seperti Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan. Kondisi ini meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan genangan air, khususnya di wilayah-wilayah yang rawan.
“BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi. Langkah antisipasi seperti membersihkan saluran air, menghindari aktivitas di daerah rawan, dan mempersiapkan perlengkapan darurat sangat diperlukan,” ujar BMKG dalam keterangan resminya.
BMKG juga mendorong masyarakat untuk terus memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi seperti situs web, media sosial, atau aplikasi Info BMKG.
(Z-9)
BMKG memperingatkan potensi cuaca ekstrem pada Jumat, 22 Agustus 2025.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca terbaru untuk Selasa, 19 Agustus 2025. Sejumlah wilayah Indonesia diprediksi mengalami cuaca ekstrem.
POTENSI cuaca ekstrem diprakirakan terjadi di 4 daerah di Jawa Tengah Selasa (5/8). Warga diminta untuk waspada bencana hidrometeorologi, gelombang tinggi di perairan selatan Jateng
BMKG telah merilis update prakiraan cuaca hari ini, Sabtu 2 Agustus 2025, yang mencakup peringatan dini cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia.
BMKG menginformasikan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia pada Jumat 1 AGustus 2025
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia pada Kamis, 31 Juli 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved