Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Harga Minyak Goreng Mahal di Provinsi Melimpah CPO

Amiruddin Abdullah Reubee
09/11/2021 09:05
Harga Minyak Goreng Mahal di Provinsi Melimpah CPO
Warga menunjukkan minyak goreng curah yang harganya di Provinsi Aceh naik sejak dua bulan terakhir, Senin (8/11)(MI/Amiruddin Abdullah Reubee)

HARGA minyak goreng di kawasan Provinsi Aceh sejak dua bulan terakhir terus naik. Hal itu terjadi di 23 kabupaten/kota dalam wilayah provinsi paling unjung barat Pulau Sumatera.

Tidak diketahui secara persis mengapa harga bahan pokok berbahan CPO sawit itu semamakin tinggi. Padahal dari data yang ada, Aceh termasuk kawasan paling luas kebun sawit di tanah air.

Misalnya pada tahun 2019 lalu luas kebun sawit di provinsi yang diapit pesisir Samudera Hindia dan Selat Malaka itu yakni mencapai 321.903 ha (hektare). Kepemilikannya sebagian besar perusahaan BUMN, pengusaha swasta dan hanya piling sedikit punya masyarakat setempat.

Amatan Media Indonesia misalnya, harga minyak goreng kemasan kualitas, pada awal bulan lalu (awal Oktober 2021) berkisar Rp16.000 per liter hingga Rp17.00 per liter. Sekarang naik menjadi Rp17.000 hingga 19.000 per liter.

Lalu minyak goreng curah dari awal bulan lalu Rp16.000 per kg (kilogram), sekarang meningkat menjadi Rp19.000 per kg. Bahkan di kawasan pedalamanatau kepulauan terpencil di Aceh ada yang dijual mencapai Rp21.000 per kg.

Akibat tingginya minyak goreng itu, banyak pemilik warung, industri rumah tangga dan penjual jajanan gorengan beralih ke minyak goreng curah. Untuk menghemat modal, mereka tidak peduli lagi dengan kualitas rendah atau kemurnian minyak yang digunakan.

Maluddin, pejual jajanan gorengan di Kota Sigli, Kabupsten Pidie, misalnya, sejak sebulan terakhir harus beralih ke minyak curah. Itupun harus berbelanja dalam jumlah banyak agar sedikit lebih murah. Pasalnya kalau menggunakan miyak goreng kemasan seperti sebelumnya tentu tidak sesuai lagi.

"Sekarang modal untuk beli minyak goreng saja sudah bertambah Rp10.000 per hari. Sedangkan harga pisang goreng, tempe goreng, tahu isi goreng dan lainnya masih bertahan Rp1.000 per potong" tutur Mauluddin.

Lebih parah lagi ada sebagian usaha kecil rumah tangga harus berhenti produksi dulu. Padalnya tidak sesuai lagi biaya modal yang mereka keluarkan dengan pendapatan per kali produksi.

"Sebelumnya banyak jenis kue produksi rumah tangga seperti bak pia dan lainnya yang saya jual. Tapi sekarang hanya tinggal beberapa jenis lagi. Karena srkarang mereka berhenti produksi" tutur Ibnu Bakhtiar, pedagang bahan makanan dan bahan pokok di Pasar Garot, Kecamatan Indrs Jaya, Kabupaten Pidie. (OL-13)

Baca Juga: Pemkab Kotawaringin Timur Bebaskan PBB bagi Veteran

 

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya