Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Usia Kilang Plaju Lebih Dari Seabad Tapi Tetap Prima Produksi BBM Berkualitas

Dwi Apriani
25/10/2021 10:00
Usia Kilang Plaju Lebih Dari Seabad Tapi Tetap Prima Produksi BBM Berkualitas
Kilang Plaju Pertamina di Sumatra Selatan yang berusia sudah tua namun tetap dapat beroperasi maksimal dan prima.(MI/Dwi Apriani )

KILANG Plaju yang dikelola oleh PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) saat ini sudah berusia lebih dari 100 tahun. Kilang Plaju  berdiri sejak 1904 dan kilang Sungai Gerong berdiri pada 1926. Namun kilang ini diyakini tetap prima dan tangguh dalam menghasilkan produk yang berkualitas.

Dalam sejarahnya Kilang Plaju dibangun oleh Shell dari Belanda berkapasitas 110 MBSD sementara Kilang Sungai Gerong dibangun oleh Stanvac dari Amerika Serikat berkapasitas 70 MBSD. Kilang yang berada di Sumatra Selatan lebih tua dibanding kilang yang berada di daerah lain yang pembangunannya berkisar tahun 1960-an hingga 1990-an.

General Manager Pertamina Refinery Unit III Plaju, Edy Januari Utama melalui Area Manager Communication, Relation & CSR RU III Plaju, Siti Rachmi Indahsari mengatakan, Kilang Plaju ini terus konsisten mewujudkan ketahanan energi nasional di Tanah Air. Sepanjang sejarahnya beroperasional, kilang ini telah mampu memproduksi beragam produk bahan bakar minyak yang berkualitas dengan berbagai pengembangan teknologi yang ada di kilang tersebut.

"Kilang kita memang cukup tua, ada sejak 1904 dan 1926, perlu penanganan serta pemeliharaan yang spesifik. Apalagi kilang Pertamina ini memang high risk, sehingga perlu high technology. Jadi memang perlu kecermatan dan kehandalan, dan perwira Pertamina RU III Plaju mampu melakukan itu untuk terus berinovasi. Tuntutan kedepan kita harus masih bisa bersaing dengan kilang-kilang yang ada didalam dan diluar negeri dan ini tantangan tersendiri bagi RU III," ujar Rachmi, Minggu, (24/10).

Ia menjelaskan, meski sudah berusia lebih dari satu abad namun kilang ini tetap bisa beroperasi optimal dan prima. Selain menghasilkan produk Pertamax dan sebagainya, kilang ini juga menghasilkan produk unggulan Biosolar B30, Polytam, Musicool, HAP dan Breezon MC-32.

"Dan kita bersyukur, karena meski pandemi saat ini pun tidak begitu berdampak besar bagi operasional di kilang kita. Terbukti pada 2020 lalu, kami membukukan keuntungan yang signifikan, tidak kalah dengan kilang lain di Indonesia," jelasnya.

Agar tetap handal dan berjalan optimal, KPI Unit Plaju saat ini sedang fokus dalam upaya memanajemen kilang dengan cara-cara yang lebih dari biasanya. Ia mengakui, peran sumber daya alam dan human capital yang ada sangat penting bagi operasional di kilang tersebut.

"Kita terus berupaya dalam membuktikan bahwa kilang ini dapat bersaing. Apalagi kita sudah mampu memproduksi hampir semua produk energi," ucapnya.

Dengan kondisi kilang yang sangat tua ini pihaknya kedepan akan melakukan upgrading kilang, memperbaiki kilang agar dapat optimal memproduksi beragam produk energi. Mulai dari teknologi yang digunakan akan diupgrading.

Kemudian, project green refinery yang merupakan projek baru dengan menggunakan energi nabati yang saat ini mulai berjalan. Project ini adalah project yang digunakan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Ditargetkan kilang green refinery ini bisa beroperasi pada 2024 mendatang dengan kapasitas 20 MBSD.

Rachmi menjelaskan, KPI Unit Plaju sendiri sudah dipercaya pemerintah untuk mengembangkan bahan bakar nabati berbasis kelapa sawit yang merupakan bahan bakar lebih ramah lingkungan melalui projek green refinery.

Diakuinya, pengembangan ini mendukung bauran energi nasional dan target kemandirian energi nasional dengan memperluas penggunaan energi terbarukan yang berkelanjutan.

Nantinya, kilang green refinery ini akan menghasilkan produk-produk ramah lingkungan, diantaranya Green Diesel, Green Avtur, Green Naphtha, dan Green Liquid Petroleum Gas (LPG).

baca juga: Pertamina: Tak Ada Kelangkaan Solar di Jakarta, Banten dan Jabar

Progress perkembangannya hingga saat ini sedang dalam tahapan studi Front End Engineering Design (FEED) dan studi Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) serta telah mendapatkan dukungan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan.

"Project ini saat ini sedang dalam tahap pengerjaan, diharapkan 2024 sudah bisa beroperasi dan bisa menambah produksi diesel maupun avtur sehingga dapat memenuhi kebutuhan di Indonesia," kata Rachmi.

Dijelaskannya, dalam project ini ada sekitar 30 hektar lahan yang disiapkan Pertamina RU III di Sungai Gerong. Izin amdal sudah dalam proses. "Sekarang kita sedang siapkan land clearing. Tahun ini diyakini bisa selesai. Sehingga basic engineering drawing bisa dilakukan. Pertengahan 2024 kita yakin bisa beroperasi kilang baru ini," jelasnya.

Rachmi menuturkan selama ini ada tantangan besar yang dihadapi, yakni akses bahan baku dari kilang Pertamina yang selama ini menggunakan akses atau jalur sungai. Sementara akses sungai setiap tahun selalu mengalami pendangkalan.

"Kita akan coba buat kajian project, kita buat pipanisasi dari Tanjung Api-Api langsung masuk ke kita, sehingga bongkar muatnya ada di Tanjung Api-Api atau pelabuhan Samudera," kata dia.

Untuk open access ini, jelasnya, saat ini sedang dalam proses Amdal, namun untuk study dari kontraktor yang mengerjakan sudah selesai.
"Jaraknya 90 kilometer, ada banyak jarak yang akan dilalui. Nantinya open acces ini akan melintasi Tanjung Api-Api dan masuk melalui Sungai Gerong. Kita sedang dalam upaya menyelesaikan izin di Kementerian dan Provinsi," ujar Rachmi.

 
Pecahkan Rekor MURI

Direktur Operasi PT Kilang Pertamina Plaju (KPI) Yulian Dekri mengungkapkan, meski sudah terbilang tua namun pencapaian produksi kilang Plaju ini sangat memukau. Sebab operasional tetap handal dan eksisting dalam memproduksi bahan bakar yang berkualitas.

Hal ini juga yang membuat kilang Plaju meraih rekor MURI sebagai kilang yang terus beroperasi prima dan menguntungkan meski sudah berusia lebih dari 100 tahun. "Jika dilihat dari sisi usia memang sudah tua, namun bukan berarti kondisinya jelek. Bahkan hingga saat ini pun, kilang di RU III masih menghasilkan profit yang cukup besar," jelas Yulian belum lama ini.

Meski begitu, Yulian tetap meminta agar pemeliharaan terhadap kilang dan teknologi yang digunakan terus dilakukan maksimal. Menurutnya, sejauh ini pemeliharaan yang dilakukan di kilang Plaju sudah berjalan baik dan terukur.

Apalagi kilang Plaju ini sudah menerapkan teknologi yang luar biasa, salah satunya mampu mencegah dan meminimalisir terjadinya penyetopan kilang yang tak terencana. "Dan yang kita apresiasi adalah komitmen kilang Plaju untuk menghasilkan produk yang ramah terhadap lingkungan," jelasnya.

Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama yang sempat meninjau kilang Plaju pada awal Oktober lalu mengapresiasi operasional dan kehandalan kilang itu dalam mencetak profit bagi perseroan.

"Kilang Plaju ini sangat membanggakan. Inovasi yang dilakukan di kilang Plaju ini bisa di-copy oleh yang lain. Bila perlu perwira yang terlibat di IT yang punya passion untuk membangun IT, bisa berkompetisi untuk ikut lelang jabatan SVP yang akan memimpin PICC (Pertamina Integrated Command Center). Jadi PICC nanti dari hulu, kilang sampai ke downstream kita akan integrasikan," jelasnya.

Basuki mengatakan Kilang Plaju walaupun sudah sangat tua tapi tetap produktif. "Saya melihat optimasi, digitalisasi yang dilakukan ini sangat membanggakan, inilah fungsi dari subholding yang betul-betul jadi," ungkapnya.

 
Ia berharap ide-ide yang ada harus dieksekusi dengan baik. "Jadi tugas kami sekarang adalah memastikan para perwira berani eksekusi. Sangat penting penerapan reward dan punishment yang adil, termasuk untuk meratakan lapangan tanding bagi seluruh perwira Pertamina dalam pengembangan karir dan sistem penilaian kinerja," pungkasnya. (N-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik