Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Bank Tegal Gelar Sosialisasi Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah bagi Kalangan Santri

Supardji Rasban
13/9/2021 11:36
Bank Tegal Gelar Sosialisasi Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah bagi Kalangan Santri
Santri Ponpes di Tegal sedang menyimak Sosialisasi CBP Rupiah bertema "Edukasi Rupiah Melalui Cinta, Bangga dan Paham.(MI/Dok KPw BI Tegal)

KANTOR Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Tegal, Jawa Tengah menggelar Sosialisasi Cinta, Bangga, dan Paham (CBP) Rupiah bertema "Edukasi Rupiah Melalui Cinta, Bangga dan Paham" untuk kalangan santri di pondok pesantren (Ponpes) dan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA). Acara digelar secara virtual, Minggu (12/9).

Kepala KPw BI Tegal M Taufik Amrozy menyampaikan sosialisasi berguna untuk menambah literasi terhadap pemahaman uang Rupiah dan ekonomi syariah di kalangan Ponpes dan LKSA.

"Kecintaan terhadap Rupiah ditumbuhkan dengan cara mengenali filosofi uang Rupiah, bagaimana merawat uang Rupiah, dan menjaga diri dari tindak kejahatan uang palsu dengan pengetahuan ciri-ciri keaslian uang Rupiah," ujar Taufik.

Baca juga: Bahlil Janjikan Insentif Pajak di KEK Mandalika

Taufik menyebut kebanggaan terhadap Rupiah ditanamkan dengan cara menjaga kedaulatan uang Rupiah sebagai simbol negara berdaulat, dengan cara menggunakan uang Rupiah dalam setiap transaksi dan memaknai uang Rupiah sebagai alat pemersatu bangsa.

"Sosialisasi diberikan pula materi terkait dengan literasi ekonomi syariah karena BI concern dalam pengembangan ekonomi syariah agar dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru nasional yang strong, balance, sustainable and inclusive," terangnya.

Taufik menuturkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan populasi masyarakat muslim terbesar dunia harus mampu menjadi negara produsen produk halal sebagaimana negara-negara lain seperti Thailand (bumbu-bumbuan halal), Brasil (ayam halal), Australia dan New Zealand (daging sapi halal), dan Tiongkok (tekstil berlabel halal).

"Negara-negara tersebut adalah negara dengan penduduk mayoritas nonmuslim," ulas Taufik.

Taufik berpandangan berkembangnya usaha produktif berbasis pesantren pada akhirnya dapat mendorong akselerasi ekonomi syariah nasional sebagai penopang pertumbuhan ekonomi nasional.

"Selain ekonomi syariah BI juga berkontribusi nyata dalam upaya pemulihan ekonomi nasional baik melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar perdana sebagai bagian dari sinergi kebijakan Bi dan Pemerintah untuk pendanaan APBN 2021," jelasnya.

Menurut Kepala KPw BI Tegal itu, hingga 15 Juni 2021, pembelian SBN di pasar perdana tercatat Rp116,26 triliun yang terdiri dari Rp40,80 triliun melalui mekanisme lelang utama dan Rp75,46 triliun melalui mekanisme Greenshoe Option (GSO).

"Pada 23 Agustus 2021, BI bersama Kementerian Keuangan melakukan penandatanganan SKB III yang mengatur pembelian surat berharga negara di pasar perdana. Oleh BI dan pemerintah, pengaturan partisipasi untuk pengurangan beban negara, untuk pendanaan anggaran penanganan
kesehatan dan kemanusiaan dalam rangka penanganan dampak covid-19 termasuk pembelian vaksin covid-19," tambahnya

Lanjut Taufik, pada sosialisasi CBP Rupiah, Ketua IDI Cabang Tegal M Sofwan Arifi sebagai salah satu narasumber untuk memberikan sosialisasi kebiasaan baru masyarakat di era pandemi covid-19.

"Itu merupakan wujud nyata dari kepedulian BI dalam meningkatkan wawasan kesehatan kepada masyarakat di lingkungan pondok pesantren dan LKSA di era pandemi Covid-19," pungkasnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik