Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Pengelola Restoran Harus Terapkan Food Safety

Agus Utantoro
25/8/2021 08:01
Pengelola Restoran Harus Terapkan Food Safety
Kuliner(Ilustrasi)

PENGELOLA restoran dan bisnis kuliner lainnya termasuk yang ada di lingkaran bisnis tersebut diharapkan memiliki kemampuan untuk memahami dan menerapkan food safety. Hal itu disampaikan President ACP (Association of Culinary Professionals) Rafael Triloko Basanto di depan peserta pelatihan food safety di lingkungan PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (PT TWC), Selasa (24/8).

Dalam rilis yang diterima mediaindonesia.com di Yogyakarta, Rafael mengatakan pemahaman dan praktik food safety ini harus terus menerus diingatkan kepada mereka yang berada di lingkar bisnis kuliner agar penerapannya secara ketat dapat terus dipertahankan.

"Pelatihan seperti ini sebaiknya memang dilakukan secara periodik dan berulang, agar kebiasaan-kebiasaan baik itu dapat diterapkan dalam operasional sehari-hari," ujar Rafael.

Dikatakan, pelatihan semacam ini pada dasarnya adalah berusaha membiasakan yang baik terkait food hygiene dan food safety. Ia menambahkan food safety adalah salah satu faktor yang tidak bisa dipisahkan dari CHSE. Bahkan menjadi suatu keharusan yang harus diterapkan oleh para pelaku wisata dalam memberikan pelayanan kepada tamu.

"Bagaimana keamanan dan kesehatan makanan yang disajikan itu dapat memenuhi standard yang ada," ucapnya.

Baca juga: Royal Ambarrukmo Yogyakarta Raih Penghargaan Leading CHSE Hotel

Marketing & Service Director PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (Persero) Hetty Herawati mengatakan seluruh insan pariwisata sedang menunggu momentum kebangkitan kembali dunia pariwisata, salah satunya TWC.

"Selain produk, hal lain yang kami persiapkan adalah terus memperbaiki protokol kesehatan. Karena protokol kesehatan ini adalah kunci, esensial yang sangat dasar sekali untuk bisa mempercepat pemulihan pariwisata," tuturnya.

Dikatakan, sektor pariwisata merupakan sektor yang paling banyak stakeholdernya, paling banyak elemen-elemen masyarakat yang terlibat. Protokol kesehatan penting untuk diterapkan, karena hal ini dapat meyakinkan masyarakat dan membangun trust, perusahaan selalu memiliki improvement menuju perbaikan, sehingga destinasi ini benar-benar siap menerima kunjungan wisatawan dan masa kebangkitan kembali pariwisata.

"Harapan kami, destinasi yang kami kelola ini dapat memberikan yang terbaik, dan menjadi pionir percontohan bagaimana standard implementasi food safety dan protokol kesehatan dapat diterapkan dengan baik," tukasnya.(OL-5)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik