Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SEIRING dengan bertambahnya kasus Covid-19, jumlah pasien Covid-19 mengalami peningkatan di sejumlah rumah sakit termasuk di beberapa daerah. Peningkatan jumlah pasien Covid-19 juga dikuti dengan permintaan tabung oksigem juga meningkat.
Namun kini sejumlah pihak termasuk perusahaan swasta turut mendukung dalam mengatas kelangkaan oksigen bagi pasien Covid-19.
Dalam upaya membantu pemerintah menangani pandemi Covid-19, PT Korindo Ariabima Sari (KABS), bagian dari Korindo Group, menyerahkan oksigen hasil produksinya untuk masyarakat Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah, selama tiga bulan ke depan.
Langkah tersebut sebagai upaya perusahaan dalam membantu mengatasi kelangkaan oksigen yang terjadi di daerah tersebut.
Bantuan KABS disepakati dalam bentuk penandatanganan nota kesepahaman (MoU) di Kantor Bupati Kobar pada Selasa (3/8). Bupati Kobar Nurhidayah juga menghadiri proses perjanjian kerja sama, sementara manajemen perusahaan diwakili Direktur PT KABS Lim Young Taek.
Kerja sama ini merupakan bentuk komitmen KABS untuk membantu upaya penanganan pandemi di Indonesia, terutama di Kobar yang merupakan area operasional perusahaan.
“Mudah-mudahan, kelangkaan oksigen dapat teratasi,” tutur Manajer Umum KABS Rahmad Effendi, mewakili Lim pada keterangan pers, Minggu (8/8).
Perusahaan memberikan wewenang pembagian oksigen secara penuh kepada pemerintah daerah agar berjalan ‘satu pintu’ dan tidak membingungkan. Produksi oksigen KABS diperkirakan mampu mengisi 70 hingga 80 tabung oksigen setiap harinya.
Sementara itu, Bupati Kobar Nurhidayah menjelaskan, beberapa waktu terakhir, oksigen menjadi barang yang sulit dicari. Bahkan, salah satu rumah sakit penanganan Covid-19 di Kobar, RSUD Sultan Imanuddin, sudah mulai ‘kelabakan’ mencari oksigen.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kobar bersama dengan jajaran Tim Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 setempat mencoba berbagai cara untuk mengatasi permasalahan permasalahan tersebut.
Pada akhirnya mereka mendapatkan informasi bahwa KABS memiliki mesin oksigen yang sudah tidak beroperasi selama tiga tahun terakhir.
“Setelah Tim Satgas Covid-19 berkoordinasi, PT Korindo Ariabima Sari ternyata bersedia berkolaborasi dengan Pemkab Kobar. Setelah itu, langsung dilakukan pengecekan terhadap mesin oksigen yang ternyata masih berfungsi dengan baik,” ujar Nurhidayah.
Nurhidayah memberikan apresiasi mendalam kepada Korindo yang telah bersedia membantu mengatasi permasalahan oksigen di Kobar. Produksi oksigen yang dihasilkan KABS akan diutamakan untuk masyarakat Kobar. Tapi, ia tetap membuka kemungkinan untuk mengalokasikan ke kabupaten lain apabila memang membutuhkan.
“Sudah ada pembicaraan lebih awal bahwa diprioritaskan untuk kebutuhan di Kobar, namun karena kemanusiaan, kita berikan juga ke kabupaten lain,” tuturnya.
Turut hadir dalam penandatanganan MoU di antaranya Kapolres Kobar AKBP Devy Firmansyah, Dandim Pangkalan Bun Letkol Arh Drajad Tri Putro, Danlanud Iskandar Pangkalan Bun Letkol Nav Rudy Kurniawan, Kepala Dinas Sosial Kobar Muhammad Yadi dan Direktur RSUD Sultan Imanuddin, Fachrudin. (RO/OL-09)
Kampanye digital pencegahan katarak #EyeCareForAll diluncurkan melalui aplikasi Campaign #ForABetterWorld.
Penyakit jantung bawaan merupakan suatu kelainan struktural atau fungi pada jantung atau pembuluh darah besar pada jantung yang muncul sejak lahir.
Vertigo bisa disebabkan banyak hal, antara lain kekurangan semburan oksigen ke otak, infeksi gigi, dan infeksi organ lain.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak merupakan pelayanan yang berkesinambungan, saling terkait dan kesehatan anak sangat ditentukan sejak berada dalam kandungan.
Buang jauh mindset yang menyebutkan bahwa kita butuh olahraga yang canggih-canggih.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kejadian depresi pascamelahirkan sebesar 25,4%.
Studi baru menunjukkan peningkatan signifikan dalam komplikasi penyakit terkait alkohol di kalangan perempuan paruh baya selama periode pandemi covid-19.
Kasus peningkatan signifikan mata minus atau Myopia Booming kini menjadi perhatian serius, terutama karena dapat berdampak buruk pada masa depan anak-anak
Sebuah studi menunjukan selama pandemi Covid-19 terjadi peningkatan rawat unap untuk remaja berusia 12 hingga 17 tahun karena gangguan makan.
Produk skincare dan kesehatan menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat, terutama kaum perempuan. Hal ini dipengaruhi oleh tren kecantikan dan gaya hidup sehat.
Instansi di lingkungan Pemkab Tasikmalaya diharapkan bisa berkoordinasi dan bersinergi dengan gencar melakukan sosialisasi
Di Kabupaten Cianjur belum ditemukan adanya kasus covid-19. Namun tentu harus diantisipasi karena diinformasikan kasus covid-19 kembali melonjak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved