Headline

Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.

Pola Transaksi Nasabah Bank BJB Mengalami Pergeseran

Bayu Anggoro
08/7/2021 22:45
Pola Transaksi Nasabah Bank BJB Mengalami Pergeseran
Dirut Bank BJB Yuddy Renaldy (kanan), berbincang dengan Gubernur Jabar Ridwan Kamil (tengah) dan Komisaris Utama BJB Farid Rahman( ANTARA/M Agung Rajasa)

PANDEMI covid-19 yang melanda sejak tahun lalu membuat perekonomian berbagai negara di dunia merosot, tak terkecuali di Indonesia. Di tengah kondisi pandemi yang hingga saat ini masih berlangsung, perbankan memiliki peran vital dalam memulihkan perekonomian nasional.

Bank BJB sebagai salah satu Bank Pembangunan Daerah (BPD) terbesar di
Indonesia juga turut mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional,
terutama bagi masyarakat Jawa Barat dan Banten. Hal tersebut salah
satunya tercermin mulai dari penyaluran kredit yang terus tumbuh sebagai fungsi intermediasi khususnya pada sektor produktif padat karya.

Selain itu, BJB juga beradaptasi dengan pergeseran pola transaksi kuangan masyarakat dari offline ke online melalui produk digital. Pilihan ini membuat aktivitas keuangan masyarakat tetap dapat berjalan di tengah pembatasan kegiatan.

Di tengah permintaan kredit yang masih terbatas, sampai dengan Mei 2021
penyaluran kredit Bank BJB mampu tumbuh 7,3%. Pendorongnya ialah segmen konsumer, UMKM, komersial korporasi dan KPR yang tumbuh positif.

Pada waktu yang sama non performing loan (NPL) Bank BJB juga terjaga
sehingga turut membantu pemulihan ekonomi, baik dari sektor produktif
maupun konsumsi. Sebagaimana diketahui, pandemi mengharuskan masyarakat
untuk banyak membatasi aktivitas mereka di luar rumah.

Hal tersebut juga berdampak langsung terhadap pola konsumsi dan
aktivitas keuangan nasabah.

Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengatakan, pandemi covid-19 mendorong Bank BJB terus melakukan penyesuaian layanan perbankan digital yang telah ada untuk mengakomodasi kebutuhan nasabah.

Kini, bank bjb telah memiliki platform digital baik untuk transaksi
perbankan, belanja, pengajuan kredit sampai dengan pembinaan bagi para
pelaku UMKM.

"Aplikasi BJB Digi sebagai platform utama Bank BJB dalam layanan digital banking penggunaannya dalam kurun waktu 6 bulan saja meningkat signifikan yakni sebesar 121,2% bila dibandingkan dengan Desember 2020," ungkap Yuddy dalam diskusi online Peran Perbankan Mempercepat Pemulihan Ekonomi bersama Tempo, Kamis (8/7).

Selain itu, dia mengatakan, ekosistem pembayaran melalui QRIS Bank BJB
juga meningkat secara eksponensial, hingga mencapai 20 kali lipat bila
dibandingkan dengan Desember 2020. Hal tersebut sekaligus juga berdampak positif pada pertumbuhan fee based income Bank BJB.

Yuddy mengatakan, untuk mendukung pertumbuhan perekonomian selain memberikan akses modal usaha melalui pemberian kredit, perbankan juga harus dapat mengakomodasi transaksi keuangan masyarakat di
tengah pandemi covid-19. Transaksi digital juga harus dibarengi dengan
cyber security yang mumpuni untuk menjamin keamanan masyarakat selama
bertransaksi.

Untuk itu, Yuddy mengatakan, saat ini pihak internal Bank BJB telah
mengembangkan fraud management system. "Ini adalah salah satu langkah untuk memitigasi risiko yang ada seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi perbankan," ungkap Yuddy.

Dia menambahkan Bank BJB juga senantiasa mengajak nasabah untuk dapat
menjaga kerahasiaan data-data pribadi seperti password dan PIN.


Pemulihan Ekonomi Nasional


Masih terkait pandemi covid-19, untuk kedua kalinya Bank BJB dipercaya pemerintah sebagai penyalur dana stimulus ekonomi dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Terdapat dua gelombang penyaluran PEN pada 2020-2021 dengan nilai Rp2,5 Triliun per-periode.

"Di periode pertama tahun 2020, Bank BJB telah selesai menyalurkan dana PEN dalam kurun waktu 2 bulan sebesar Rp5,3 Triliun. Dana telah disalurkan seluruhnya pada 18 Oktober 2020," ungkap Yuddy.

Pada periode kedua di Februari 2021 dengan besaran penempatan dana yang
sama yakni Rp2,5 Triliun, Bank BJB telah melakukan penyaluran dana
senilai Rp4,3 Triliun. Dana PEN tersebut telah disalurkan seluruhnya
pada 2 Juli 2021.

"Alokasi dana PEN terhadap sejumlah sektor produktif padat karya menjadi strategi kami untuk membantu pemulihan ekonomi khususnya di wilayah Jawa Barat dan Banten. Pada akhirnya dari daerah ini ikut berkontribusi pada pemulihan ekonomi nasional," tandasnya. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya