Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Penanganan Covid-19 di Manggarai, NTT, Memprihatinkan

Yohanes Manasye
06/7/2021 19:31
Penanganan Covid-19 di Manggarai, NTT, Memprihatinkan
Ilustrasi(Medcom.id )

SEBUAH foto beredar di media sosial menunjukkan dua orang berboncengan sepeda motor butut tengah melintasi jalan beraspal. Keduanya tidak menggunakan helm. Pengendara motor terlihat mengenakan pakaian hazmat berwarna putih.

Peristiwa yang terekam kamera warga terjadi di Desa Kole, Kecamatan Satar Mese Utara, Kabupaten Manggarai, NTT pada Senin (5/7). Kepala Desa Kole Yeremias Tanu mengatakan pengendara sepeda motor merupakan relawan Covid-19 di desa itu. Sedangkan penumpang yang dibonceng merupakan pasien terkonfirmasi positif Covid-19.

Pasien perempuan berusia 28 tahun merupakan satu dari 12 pelaku perjalanan dari Malaysia dan Kalimantan yang baru tiba di desa itu pada Kamis (1/7) lalu. Setelah mendata semua pelaku perjalanan, Yeremias  mengantar 12 pelaku perjalanan itu ke Puskesmas Langke Majok. Mereka diantar menggunakan mobil.

Setelah menjalani rapid test antigen, salah satu warganya diketahui positif Covid-19 dan direkomendasikan untuk menjalani karantina mandiri hingga keadaannya pulih. Saat hendak pulang ke desa, pemilik kendaraan tidak bersedia mengangkut sang pasien. Sementara ambulance milik Puskesmas sedang digunakan oleh petugas yang melakukan tracing di desa lain.

"Tidak ada kendaraan yang pemiliknya atau sopirnya bersedia mengangkut pasien. Mereka takut. Terpaksa pasien itu naik motor. Dia dibonceng oleh salah seorang relawan desa," jelas Yeremias, Selasa (6/7).

Jarak dari Puskesmas ke rumah pasien cukup jauh, yakni lima kilometer. Warga di sepanjang jalan yang menyaksikannya merasa takut karena baru melihat ada petugas berbusana hazmat mengangkut pasien hanya dengan menggunakan sepeda motor.

"Banyak yang takut, panik, apalagi ini pasien pertama di desa kami. Selaku pemerintah di tingkat desa, kami terus mensosialisasikan supaya warga jangan panik tetapi harus taat protokol kesehatan," tutur Yeremias.


Pasien Covid-19 Kelaparan

Sebelumnya, di RSUD dr Ben Mboi Ruteng, pasien Covid-19 asal Kecamatan Cibal Barat kelaparan karena seharian tidak diberi makanan oleh petugas. Pasien bernama Maria Yasinta awalnya dikarantina bersama suami dan bayinya di Wisma Atlet Golo Dukal.

Namun pada Jumat (2/7), petugas Wisma Atlet memindahkannya ke rumah sakit untuk mendampingi bayinya yang baru berusia dua bulan. Sang bayi mengalami demam dan batuk sehingga butuh perawatan khusus dan harus diisolasi bersama ibunya.

Tiba di rumah sakit sejak pukul 09.00 Wita hingga pukul 18.00 Wita, sang bayi menjalani prosedur pelayanan di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Selama seharian itu, Maria harus menahan lapar karena tidak diberi makanan, baik oleh pihak RSUD maupun oleh pihak Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Manggarai.

"Saya baru bisa makan setelah jam enam sore, ada keluarga yang telepon saya, menanyakan apakah saya sudah makan atau belum. Saya bilang, belum makan. Akhirnya keluarga telepon Camat Cibal Barat, pak Karolus Mance. Pak Camat yang kasi saya makan," tutur Maria.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Manggarai, Lodovikus Moa mengatakan saat itu pihak rumah sakit memang tidak menyediakan makanan karena Maria bukan pasien rumah sakit. Ia hanya berstatus pendamping pasien, yakni bayinya. Maria dan bayinya baru mendapat jatah makanan dari RSUD setelah menjadi pasien rawat inap.

Namun pihaknya mengaku bersalah karena mestinya Maria harus tetap mendapat jatah makan dari pihak petugas Wisma Atlet Golo Dukal sebab Maria tercatat sebagai pasien karantina Wisma Atlet. Apalagi, sesuai prosedurnya, pasien Covid-19 tidak didampingi oleh keluarga yang sehat. Pasien diurus sepenuhnya oleh petugas.

"Ini memang kasuistis sekali dan pengalaman pertama bagi Satgas Covid-19 Kabupaten Manggarai yang sebelumnya tidak pernah melakukan rujukan pasien terutama bayi dari Wisma Atlet ke rumah sakit. Apalagi ibunya juga terkonfirmasi positif," kata Lodovikus.

Ia mengatakan, Satgas telah melakukan evaluasi dan keluhan pasien tersebut menjadi perhatian serius Satgas untuk pelayanan selanjutnya.

"Ini menjadi perhatian kita ke depan bahwa Satuan Tugas yang bertugas di Wisma Atlet juga bertanggungjawab secara khusus salah satu pasien yang mendampingi anaknya untuk dirujuk atau mendapatkan perawatan lenih lanjut di Rumah Sakit Umum dokter Ben Mboi Ruteng," pungkas Lodovikus yang juga menjabat Ketua DPD PPNI Manggarai itu. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya