Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kasus Covid-19 Naik Pesat, Bima Arya: Kota Bogor Genting

Dede Susianti
17/6/2021 16:34
Kasus Covid-19 Naik Pesat, Bima Arya: Kota Bogor Genting
Tenaga medis dengan APD memeriksa tempat tidur untuk pasien Covid-19 di RSUD Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/6/2021).(ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

WALI Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan,"Warga Kota Bogor tercinta, situasi Kota Bogor dalam hal Covid-19, hari ini, genting dan harus kita sikapi dengan serius. Karena itu, kita mrlakukan beberapa langkah berdasarkan data yang ada."

Pernyataan Bima yang juga Ketua Penanganan Covid-19 Kota Bogor disampaikan pada Kamis (17/6) siang.

Saat mengumumkan kondisi terkini terkait penyebaran virus korona di Kota Bogor, Bima didampingi Kapolres Bogor Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro dan Dandim 0606/Kota Bogor Kolonel Infantri Roby Bulan.

Bima menjelaskan, data menunjukkan bahwa angka ketersediaan tempat tidur di angka 60%. Kondisi tersebut katanya, sudah di ambang batas. Padahal minggu lalu masih di bawah 20%.

Bahkan sehari lalu atau Rabu (16/6), Bima menyebutkan data ter-up-date keterisian tempat tidur secara keseluruhan angkanya 51%.

Sementara itu, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor per Rabu (15/6), sudah 75% dan pasien terus bertambah.

"Malam itu (Selasa malam), cukup padat arus pasien ke RSUD, sehingga RSUD harus menambah. Kemudian saya minta RSUD untuk menambah hingga 138.

Tetapi belum pernah sebelumnya RSUD menerima lonjakan pasien Covid-19 begitu tinggi dalam waktu bersamaan, seperti beberapa waktu terakhir,"ungkap Bima.

Yang kedua, lanjutnya, hari ini atau Kamis (17/6) dilaporkan ada 204 kasus positif. Jumlah ini tertinggi selama pandemi. Sebelumnya tertinggi 180-an di bulan Februari lalu.

"Karena kita pun antisipasi bahwa varian baru telah masuk di Jakarta dan koneksivitas antara Bogor dan Jakarta itu sangat erat sehingga amat mungkin apabila kita tidak berwaspada, maka varian baru akan ada di antara kita atau bahkan sudah ada," jelas Bima.

Karena itu, lanjutnya, langkah pemerintah kota dalam hal ini satgas, sepakat untuk melakukan beberapa hal.

Yang pertama, pihaknya meminta agar seluruh rumah sakit menambah kapasitas ruang isolasi, icu, tempat tidur untuk mmengantisipasi lonjakan lagi.

"Seperti yang saya sampaikan tadi, RSUD sendiri sudah menambah kapasitasnya dan kami akan terus meminta data- data seluruh rumah dakit agar ditambah," tutur Wali Kota Bogor.

Jadi sebaiknya, tegas Bima, kalau tidak ada keperluan yang penting, terkait dengan tugas atau pekerjaaan atau hal -hal lain, maka sebaiknya menahan diri untuk tidak keluar rumah.

"Karena data menunjukkan bahwa mobilitas ini sangat berbanding lurus dengan lonjakan kasus positif,".

Pemkot, TNI-Polri dan Satgas, kata Bima, akan tegas. Pukul 9 malam tidak ada aktivitas lagi terkait jam operasional. "Dan jika ditemukan masih ada pelanggaran, akan diberikan tindak tegas," ucapnya.

"Kemudian kami mengimbau pada seluruh warga Bogor, untuk betul-betul menghindari kerumunan. Tidak melakukan aktivitas yang melibatkan lebih dari 10 orang. Apabila itu terjadi akan ditindak tegas. Bagi warga yang sudah merencanakan kegiatan lebih dari 10 orang silahkan berkoordinasi dengan satgas," jelasnya lagi.

Untuk pasar tradisional pun, akan dilakukan pembatasan jam operasional.Kemudian tempat wisata wajib untuk mensyaratkan antigen bagi para pengunjungnya dan pembatasan 50% kapasitas.

Khususnya untuk akhir pekan, Bima meminta agar warga Bogor menahan diri untuk tidak berwisata. Selain itu, warga di luar Kota Bogor juga agar menahan diri.

"Warga Bogor jangan keluar berpergian, warga dari luar Kota Bogor jangan ke Kota Bogor dulu. Kami minta agar semuanya menahan diri, karena kami akan melakukan langkah- langkah terkait penindakan," ujarnya.

Bahkan pihaknya sudah menghentikan proses uji coba atau simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) yang berlangsung sejak dua pekan lalu. Ini mengantisipasi beberapa klaster yang timbul dari lembaga pendidikan.

Kemudian kami juga menyampaikan bahwa pemkot akan memperketat pengawasan prokes di lapangan. Menindak tegas semua pelanggaran, termasuk juga pelanggaran pada jam operasional, kerumunan dan lain-lain.

"Jalur SSA (sistem satu arah) pada Sabtu dan Minggu akan kami tutup. Tidak bisa digunakan oleh publik," katanya.

"Ini pesan yang kuat yang perlu kami sampaikan kepada warga Bogor, bahwa situasinya serius. Rem sekarang harus ditarik, kalau tidak maka kita akan memasuki fase -fase yang jauh lebih berbahaya dari masa sebelumnya," papar Bima. (DD/OL-09) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya