Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Satgas Perluas Wilayah Pengejaran Kelompok Sipil Bersenjata Poso

M Taufan SP Bustan
27/5/2021 17:13
Satgas Perluas Wilayah Pengejaran Kelompok Sipil Bersenjata Poso
Sejumlah polisi berada disekitar kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (3/3/2021).( ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)

PERSONEL Polri dan TNI yang tergabung dalam Satgas Operasi Madago Raya terus mengintensifkan pencarian untuk menangkap kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di hutan dan pegunungan Poso, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.   

Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Pol Didik Supranoto mengatakan, dalam perburuan itu satgas di bagi menjadi dua tim. Hal tersebut dilakukan karena kelompok yang dibentuk Santoso alias Abu Wardah pada 2012 itu telah terpecah menjadi dua kelompok.  

"Karena mereka terbagi dua kelompok maka satgas yang melakukan operasi penangkapan juga dibagi menjadi dua tim dan diperluas sehingga bisa fokus," terangnya kepada Media Indonesia di Palu, Kamis (27/5).  

Menurut Didik, dua kelompok MIT yang terpecah itu memiliki seorang pemimpin. Kelompok pertama dipimpin Ali Kalora alias Ali Ahmad. Dalam kelompok itu Ali memiliki tiga orang anggota. Mereka adalah Rukli, Suhardin alias Hasan Pranata, dan Ahmad Gazali alias Ahmad
Panjang.  

baca juga: Mujahidin Indonesia Timur

Sedangkan kelompok kedua dipimpin Qatar alias Farel alias Anas. Di kelompok Qatar, ia membawa lima orang pengikut di antaranya Abu Alim alias Ambo, Nae alias Galih, Askar alias Jaid alias Pak Guru dan Jaka Ramadan alias Ikrima alias Rama.  

"Untuk Ali terdeteksi terakhir di wilayah Parigi Moutong sedangkan Qatar di wilayah Sigi. Makanya fokus pencarian dilakukan dari Poso, Parigi Moutong, hingga Sigi. Tiga kabupten itu masuk wilayah operasi," ungkapnya.  

Didik menambahkan, bahwa kekuatan MIT baik yang dipimpin Ali mau pun Qatar belum diketahui.  

"Terakhir informasinya peralatan perang (senjata) tinggal satu laras panjang. Nah, untuk saat ini kami belum mendapat laporan," tandasnya.
(N-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya