Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Blora Belajar Kepada Wonogiri untuk Dongkrak Harga Gabah Petani

Akhmad Safuan
02/4/2021 11:16
Blora Belajar Kepada Wonogiri untuk Dongkrak Harga Gabah Petani
Petani padi(MI/Haryanto)

PEMERINTAH Kabupaten Blora, Jawa tengah, belajar pengelolaan Sistem Resi Gudang (SRG) kepada Pemerintah Kabupaten Wonogiri. Hal ini dalam rangka pengaktifan kembali RSG di Kecamatan Kedungtuban, Blora untuk mendongkrak harga gabah petani.

Bupati Blora Arief Rohman dan wakilnya Tri Yuli Setyowati diikuti pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD), Kamis (1/4), mengunjungi Kabupaten Wonogiri. Kedatangan kepala daerah Blora untuk belajar dan studi banding pengelolaan Sistem Resi Gudang (SRG) karena Wonogiri merupakan daerah terbaik di Indonesia dalam pengelolaan SRG.

Disambut langsung oleh Bupati Wonogiri Joko Sutopo di pendopo komplek kantor bupati, Arief Rohman dan rombongan langsung diajak ke gedung SRG Wonogiri untuk dapat melihat langsung kegiatan pengelolaan SRG sesuai rekomendasi Kementerian Perdagangan dalam hal serap gabah dan penjualan pascapanen.

"Kami dari Blora datang ke Wonogiri yang pertama untuk bersilaturahmi dan kedua ingin belajar tentang pengelolaan SRG," kata Bupati Blora Arief Rohman, Jumat (1/4).

Kunjungan ini, demikian Arief Rohman, merupakan tindak lanjut dari rapat dengan Wakil Menteri Perdagangan dan Gubernur di Semarang beberapa waktu lalu. Salah satu bahasannya adalah rencana pengaktifan kembali SRG di Kecamatan Kedungtuban, Blora, untuk dapat mendongkrak harga gabah petani saat panen raya seperti saat ini.

Baca juga: Upaya Jaga Harga Gabah, Ini yang Dilakukan Kementan

Kabupaten Wonogiri memiliki pengelolaan SRG yang terbaik, ungkap Arief Rohman, ditambah adanya pembentukan Badan Usaha Milik Petani (BUMP) dengan salah satu usahanya bisa menyediakan beras untuk pasokan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

"Kami ingin ke depan Blora bisa mengikuti kesuksesan Wonogiri," imbuhnya.

Permasalahan petani dan bantuan sosial, lanjut Arief, terus menjadi momok yang tak kunjung usai, sehingga ada keinginan gebrakan baru untuk melakukan pembenahan. Apalagi SRG di Wonogiri ini juga berhasil menyalurkan gabah petani untuk diekspor keluar negeri.

Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengapresiasi kedatangan Bupati Blora dan rombongan yang gigih membangun sektor pertanian dengan SRG, karena ini merupakan upaya membangun daerah dan persoalan sektor pertanian jika dibahas tidak akan habis.

Adanya SRG di Wonogiri ini, menurut Joko Sutopo, berkat kerja sama seluruh pihak yang konsisten serta menggandeng para petani milenial yang terus semangat berinovasi.

"SRG jangan hanya bisa menampung gabah, namun juga membina petani agar gabahnya layak masuk," ungkap Joko.

Sistem Resi Gudang dikelola para petani milenial, lanjut Joko, tergabung dalam Badan Usaha Milik Petani (BUMP) Pengayom Tani Sejagad sudah membina ribuan petani, sedangkan untuk BPNT kuncinya ada di data, karena data selalu menjadi sumber permasalahan dalam penyaluran bantuan.

"Perbaikan, pengajuan validasi selalu dilakukan, namun data yang kembali ke daerah kadang juga masih mentah, sehingga kita harus rutin melakukan perbaikan data ini sesering mungkin," tukasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya