Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
TURUN dari sepeda motor bebek warna kuning yang disebut Si Pitung keluaran 1980-an, lelaki setengah baya itu melangkah menuju ke kebun milik Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) di Dukuhwaluh, Banyumas, Jawa Tengah (Jateng). Meski siang bolong, sinar matahari tidak terlalu terasa menyengat di kebun setempat.
Daun pohon kelapa yang tingginya hanya sekitar 2 meter mampu menahan sengatan mentari. Pria yang juga dosen jurusan Biologi UMP tersebut berkeliling kebun untuk memastikan pohon kelapa terawat dengan baik. Begitulah kegiatan Profesor Sisunandar sehari-hari selain mengajar.
"Kalau di kebun ini, saya betah. Biasa sebelum kuliah atau setelah rampung perkuliahan, saya ke sini. Kebun ini telah mengajarkan banyak hal, utamanya kelapa kopyor yang kini bisa panen 20 hari sekali," kata Sisunandar kepada mediaindonesia.com, Senin (29/3).
Ia dijuluki sebagai profesor kelapa kopyor karena mengembangkan pohon kelapa yang seluruh buahnya kopyor. Dalam kondisi normal, tidak ada seluruh buah kelapa kopyor semua. Paling-paling, dalam satu pohon hanya ada satu atau dua yang kopyor. Dia menggunakan bioteknologi melalui kultur jaringan untuk menciptakan seluruh buah dalam satu pohon kelapa kopyor semua.
"Pengembangan kelapa kopyor dimulai dalam laboratorium, setelah sebelumnya mengambil kentos. Membutuhkan waktu selama satu tahun di laboratorium. Dari sana dipindah ke greenhouse selama setahun untuk dapat dilepas menjadi bibit. Prosesnya cukup panjang dan lama," jelas doktor lulusan University of Queensland, Australia itu.
Pengembangan kelapa kopyor dilakukan secara intensif sepulang dari Australia tahun 2008. Sisunandar mengkultur embrio dengan mini growth chamber. Teknik itulah yang berhasil untuk menginduksi akar dan mengadaptasikan benih kelapa kopyor hasil kultur jaringan secara langsung. Tingkat keberhasilannya mencapai 90% dengan metode ex vitro rooting.
"Metode tersebut dapat mengadaptasi benih yang berasal dari empat kultur kelapa secara langsung dengan keberhasilan tinggi. Baik benih tanpa akar maupun bibit yang telah memiliki akar mampu berhasil diaklimatisasikan. Tahun 2012 menjadi penentu keberhasilkan kultur jaringan kelapa kopyor," lanjutnya.
Di kebun Science Techno Park milik UMP tersebut, ia menanam pohon kelapa pada areal 6 ribu meter persegi. Pohon kelapa yang ditanam berasal dari keturunan pohon kelapa asal Banyumas, Pati, Lampung dan Madura. Ada beragam jenis kelapa kopyor dari masing-masing daerah. Dari Banyumas ada empat jenis kelapa kopyor yaitu Green Dwarf, Pink Hust Dwarf, Tall dan Yellow Dwarf. Sedangkan dari Pati ada Kopyor Pati Yellow Dwarf, Kopyor Pati Green Dwarf, Kopyor Pati Brown Dwarf dan Kopypor Pati Orange Dwarf.
Dikembangkan di seluruh Indonesia
Jika dihitung sejak awal membuat bibit kelapa kopyor dengan kultur jaringan, sampai sekarang Sisunandar telah mempu memproduksi sekitar 3 ribu bibit yang dikirimkan merata ke seluruh Indonesia. Kini harga bibit kelapa kopyor Rp1,250 juta. Ada sebagian orang menganggap harganya terlalu mahal. Namun, kalau dihitung-hitung, sebetulnya tidak. Sebab, hanya dengan lima kali panen saja sudah mampu menutup biaya modal.
"Orang yang pertama kali membeli bibit saya dari Bengkulu dan saat sekarang sudah panen. Sebab, dari bibit hingga panen, hanya membutuhkan waktu sekitar 4 tahun. Ketika sudah mulai panen, maka produksinya cukup banyak. Satu batang tandan pohon kelapa dapat menghasilkan 10-20 butir kelapa, semuanya kopyor. Padahal, harga kelapa kopyor sekarang mencapai Rp35 ribu- Rp40 ribu per butir. Panenan juga cukup cepat, 20 hari sekali. Padahal, pohon kelapa ini mampu hidup antara 60-70 tahun. Bisa dibayangkan keuntungan yang akan diperoleh. Sehingga saya kira wajar
kalau harga satu bibit mencapai Rp1,250 juta," ungkapnya.
Dia menyebutkan sebelum ada pandemi, sejumlah pemerintah daerah telah tertarik untuk mengembangkan di wilayah masing-masing guna meningkatkan kesejahteraan warga. Tetapi, karena ada pandemi dan membutuhkan refocusing anggaran maka jadi tertunda.
"Saya sudah menghitung, kalau ada bantuan bibit kelapa kopyor untuk keluarga pra sejahtera, jelas sangat membantu. Misalnya saja, ada bantuan 5 bibit, maka setiap bulannya setelah masa panen pendapatannya mencapai Rp2 juta per bulan. Dengan tambahan itu, maka keluarga pra sejahtera akan terbantu bahkan meraih kesejahteraan," kata dia.
Sisunandar mengatakan berbeda dengan para petani, dirinya fokus pada pengembangan bibit melalui kultur jaringan. Sehingga, setiap panen, dirinya tidak menjual buah kelapanya secara utuh.
"Saya tidak menjual kelapa utuh, karena harus mencari kentos-nya. Daging buah kelapa dipisahkan untuk dikemas 250 gram dan masuk freezer. Satu kemasan harganya Rp35 ribu atau Rp120 ribu per kg. Saya menjualnya ke restoran-restoran di Jakarta," ungkapnya.
Ia memang tidak hanya mengembangkan bibit dan mandek di situ saja, melainkan juga terus melakukan riset agar kelapa kopyor dapat berbuah sepanjang tahun.
"Budidaya kelapa kopyor ini ternyata tidak semulus yang dibayangkan, karena ada kalanya buahnya menjadi gabuk atau istilahnya di Banyumas itu ngalakani. Jadi, buah kelapanya tidak berbentuk bulat tetapi lonjong dan di dalamnya tidak tumbuh buah. Awalnya saya mengira itu akibat kekurangan air, namun belakangan diketahui kalau pohon kelapa kurang nutrisi," katanya.
Setelah melakukan ujicoba, ternyata benar bahwa kuncinya ada di pemupukan. Hal itu diketahui baru tahun 2020 lalu. Kemudian dirinya melakukan pemupukan.
"Saya memupuk pohon kelapa dengan pupuk non subsidi dengan jenis NPK dan KCl. Masing-masing diberikan 0,5 kg per pohon setiap dua minggu. Sehingga per bulan hanya membutuhkan 8 kg tiap pohonnya. Dengan harga pupuk non subsidi senilai Rp9 ribu per kg, maka untuk KCL butuh Rp72 ribu dan NPK Rp72 ribu. Katakanlah dibulatkan Rp160 ribu untuk satu pohon per bulan saja, itu cukup dipenuhi dengan menjual 5-6 butir buah kelapa. Padahal satu tandan kelapa dapat menghasilkan 20-30 butir per 20 hari. Jelas masih sangat menguntungkan," lanjutnya dia.
baca juga: Seribu Nelayan Pangandaran Dilatih Jadi Sahabat Tagana
Menurutnya, permintaan masyarakat terhadap bibit kelapa kopyor hasil inovasi Sisunandar tetap tinggi. Tapi tidak semua permintaan dapat dicukupi, karena setiap bulan baru menghasilkan 40-50 bibit.
"Untuk tahun depan sudah mulai meningkat, kisaran 100-150 bibit per bulan. Nah, kalau pada 2023 bisa sampai 200-300 per bulan," tambahnya.
Kelapa kopyor tidak dapat dijadikan bibit secara alamiah, ilmu kultur jaringan menjadi jawaban. Sisunandar membuktikan bahwa ilmu kultur jaringan dapat dikembangkan untuk meraih kesejahteraan. Apalagi kebutuhan kelapa kopyor masih sangat terbuka lebar, bahkan ke depan tak hanya untuk dikonsumi, karena sudah ada pengembangan sebagai bahan kosmetik. (OL-3)
Badan Pangan Nasional (Bapanas) berkomitmen terus membantu pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor pangan lokal.
Pemerintah daerah perlu turun tangan. Salah satunya berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk menginventarisasi lulusan sekolah yang belum mendapatkan pekerjaan.
Program ketahanan pangan Kostrad sudah dilaksanakan dan berjalan di beberapa daerah seperti di Bogor, Karawang, Sukabumi, Tasikmalaya, Garut, Ciamis dan Pangandaran.
Lokasi ketahanan pangan Kostrad di Gudang Ketahanan Pangan berada di Desa/Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi,
Produksi beras Kabupaten Cianjur mencapai 860 ribu ton lebih. Produksinya terbilang melebihi dari kebutuhan konsumsi rata-rata masyarakat.
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Cirebon berkolaborasi dengan PT Pos Indonesia dan Bulog Cirebon memberikan bantuan pangan berupa beras sebanyak 10 kilogram
senjata tradisional Jawa Tengah sebagai warisan perjuangan bernilai filosofi tinggi dan kini masih bisa ditemukan di kalangan masyarakat Jawa
Pada hari biasa, perahu beroperasi dari pukul 09.00-14.00 WIB. Pada akhir pekan, termasuk libur Nataru akan ditambah hingga pukul 18.00 WIB.
DI tepi jalan provinsi di Desa Jatisaba, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, puluhan perempuan berkumpul dengan menenteng beberapa botol minuman kapucino cincau.
KEGIATAN Ramadan yang berlangsung di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Banyumas, Jawa Tengah, cukup semarak.
Pemilihan Bupati (Pilbup) Banyumas, Jawa Tengah, dipastikan hanya akan diikuti satu pasangan calon.
Calon pemimpin (sebenarnya) tidak peduli terhadap isu kelompok marginal. Yang mereka pikirkan hanyalah kemenangan saja.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved