Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kecelakaan Bus Tewaskan 29 Orang, Pengamat: Perketat Pengawasan

Insi Nantika Jelita
11/3/2021 20:12
Kecelakaan Bus Tewaskan 29 Orang, Pengamat: Perketat Pengawasan
Tim gabungan berupaya mengeluarkan para korban di dalam bus Pariwisata Sri Padma nopol T 7591 TB.(Dok.Basarnas Bandung)

PENGAMAT transportasi dari Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Djoko Setijowarno mengungkaplan pemerintah perlu mengetatkan pengawasan perusahaan otobus (PO), menyusul terjadinya kecelakaan maut bus di di Tanjakan Cae, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Rabu (10/3).

"PO-PO bus itu harus ketat, karena tidak semua PO itu sistem manajemen keselamatannya bagus," ujar Djoko kepada Media Indonesia, Kamis (11/3).

Dia menuturkan, selama pandemi, pengawasan terhadap bus pariwisata dianggap tidak maksimal Hal ini, kata Djoko karena menurunnya mobilitas masyarakat dalam melakukan perjalanan atau berpergian wisata.

"Setahun terakhir kan ada pandemi, orang yang berpergian turun. Nah ini yang menurut saya agak kendor pengawasannya. Inspektor harusnya rutin mengawasi PO, terlebih bagi mereka yang tidak mengantongi izin," jelas Djoko.

Baca juga: Korban Meninggal akibat Bus Masuk Jurang Bertambah Dua Orang

Pengamat dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menuturkan, penanganan bus pariwisata menjadi tantangan bagi pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan, untuk melakukan kegiatan inspeksi keselamatan atau ramp check di terminal.

Djoko pun mempertanyakan apakah PO bus pariwisata Sri Padma Kencana bernomor polisi T 7591 TB yang mengalami kecelakaan tunggal itu sudah terdaftar di Kementerian Perhubungan atau tidak.

Pada Rabu (10/3) pukul 18.20 WIB, dilaporkan terjadi kecelakaan tunggal menimpa bus tersebut yang mengangkut rombongan SMP IT Al Muawwanah, Cisalak, Subang, Jawa Barat, terperosok ke dalam jurang di daerah Sumedang. Total korban tewas akibat kecelakaan Sumedang menjadi 29 orang.

"Akar masalahnya harus dibereskan dulu. Kejadian kecelakaan bus ini selalu berulang. Berarti, ada sesuatu yg tidak beres," pungkas Djoko.

Djoko pun menyoroti kecelakaan maut Bus Sriwijaya yang terjadi di Liku Lematang, Desa Perahu Dipo Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, pada Desember 2019 lalu, yang menewaskan 25 korban jiwa.

Djoko beranggapan, penyebab kecelakaan bus itu salah satunya ialah lalainya PO bus dalam melakukan fungsi pengawasan bus di lapangan. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya