Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Ribuan Warga Kabupaten Cirebon Terdampak Banjir dan Longsor

Nurul Hidayah
08/2/2021 15:15
Ribuan Warga Kabupaten Cirebon Terdampak Banjir dan Longsor
Warga berjalan menerobos banjir yang merendam Desa Suranenggala Lor, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.(Ant/Dedhez Anggara)

TERCATAT Lebih dari 3 ribu jiwa terdampak banjir di Kabupaten Cirebon. Selain banjir, bencana longsor juga terjadi di beberapa kecamatan di sana.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun dari BPBD Kabupaten Cirebon, banjir sedikitnya terjadi di 9 kecamatan. Yaitu di Kecamatan Susukan, Plered, Klangenan, Tengahtani, Gunungjati, Panguragan, Waled, dan Gebang. Sedangkan longsor terjadi di Blok Dayeh RT 04 RW 02 Desa Gemulung Lebak, Kecamatan Greged.

Dari kejadian bencana di 9 kecamatan tersebut, sebanyak 3.183 jiwa atau 1.194 KK terdampak. "Banjir dan longsor juga menyebabkan rumah warga  terdampak," ungkap Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon, Alex Suheriyawan, Senin (8/2).

Sebanyak 1.054 rumah warga terendam banjir dan 22 rumah terdampak tanah longsor. Selain rumah warga, fasilitas umum juga terendam banjir. Seperti mushola, sekolah dasar, hingga sawah milik warga.

Dijelaskan Alex, banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Cirebon disebabkan hujan deras yang turun sejak Minggu (7/2).  Selain deras, hujan terjadi dalam durasi yang lama, sehingga sejumlah sungai meluap. Seperti Sungai Pekik, Sungai WInong, Sungai Ciberes, Sungai Ciwaringin, Sungai Cikenanga dan Sungai Dauan Kalong. Bencana banjir dan longsor yang terjadi di beberapa daerah di Kabupaten Cirebon terjadi akibat intensitas hujan yang nyaris sepanjang hari pada Minggu (7/2).

Sementara itu banjir di Desa Bojong Kulon, Kecamatan Susukan yang merendam rumah warga sempat membuat mereka mengungsi. Masuni, warga Blok Karangnunggul, Desa Bojong Kulon, Kecamatan Susukan, menjelaskan banjir mulai menggenangi rumah warga pada Minggu (7/2) sekitar pukul 18.00 WIB.

Karena air cukup tinggi, sejumlah warga terpaksa harus mengungsi ke tempat yang lebih aman, salah satunya di masjid desa dan di sebuah sekolah."Semakin malam air justru bertambah tinggi," ungkap Masuni.

Ketinggian air di rumahnya mencapai pinggang orang dewasa. Hingga kini, keluarganya masih bertahan mengungsi di masjid. "Saya sendiri yang pulang untuk melihat rumah dan mengamankan barang-barang," ungkapnya. (OL-13)

Baca Juga: Hujan Lebat, 512 meter kubik Sampah Dibersihkan di 3 Lokasi

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya