Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Harga Lada dan Sawit Naik, Ekonomi Petani Bangka Belitung Naik

Mediaindonesia.com
08/12/2020 16:29
Harga Lada dan Sawit Naik, Ekonomi Petani Bangka Belitung Naik
Gubernur Babel Erzaldi Rosman (kiri).(DOK IKP KOMINFO BABEL)

Harga komoditas lada/sahang dan kelapa sawit di pasar menunjukkan kenaikan. Beranjaknya kenaikan komoditi unggulan Bangka Belitung ini, membuat perekonomian petani semakin menggeliat naik.

Kepala Seksi Penyuluh Dinas Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Irman Hasan menjelaskan, saat ini beberapa komoditas yang tengah dikembangkan Pemprov. Kepulauan Bangka Belitung salah satunya kelapa sawit, harganya membaik pada hari ini (8/12).

Bahkan di tingkat pabrik harganya mencapai kenaikan hingga Rp1.800 sampai Rp1.900 tergantung pada pabriknya. Ini juga tergantung dari bobot buah tandan buah segar (TBS) yang dihasilkan. Sesuai standar, semakin berat buah dihasilkan, maka semakin tinggi harga dikelompokkan.

Selain kelapa sawit, komoditas lain seperti lada atau sahang juga mengalami kenaikan yang sama. Peningkatan harga terjadi antara ring Rp1.000 hingga Rp2.000. Namun, masih terjadi fluktuasi harga. Bahkan yang tadinya di kisaran harga Rp50.000 per kilogram, hari ini di tingkat petani ada yang mencapai Rp60.000 hingga Rp61.000 per kilogram. Itu tergantung dari tingkat kekeringan dan kualitas lada yang dihasilkan.

Selain dua komoditas unggulan tersebut, komoditas karet juga ikut membaik karena, harga karet ini tergantung dari kualitas lateks yang dihasilkan.

"Karet ini sebetulnya bukan murah atau tidak laku, ini tergantung dari kualitas lateks. Seharusnya kisaran kualitas rendah ada pada harga Rp3500-Rp4.000 per kilogramdan kualitas tinggi bisa mencapai harga Rp10.000 per kilogram. Yang membuat harga rendah dari karet adalah kebanyakan produksi karet yang dihasilkan oleh petani masih mempunyai kadar air yang tinggi," jelasnya.

Para petani karet terbiasa merendam getah karet yang dihasilkan bahkan sampai dengan dijual. Sehingga, membuat kadar air terlalu tinggi dan harga tidak maksimal. Seharusnya setelah disadap, langsung dikentalkan tanpa air.

Dengan kombinasi kenaikan harga dari tiga komoditas hari ini, secara tidak langsung para petani tahun ini mulai merasakan efek dari kenaikan harga ini. Hasil signifikan yang dapat dilihat hari ini adalah kenaikan luas tanah dan luas tanam. Tinggal upaya para petani untuk tetap menjaga hasil produksi yang dihasilkan.

Pemprov. Kepulauan Bangka Belitung terus mendukung upaya para petani meningkatkan hasil produksinya. Salah satunya melalui program tumpang sari dan tanaman sela lada (tasela).

Program yang menggandeng koperasi petani ini akan memenuhi kebutuhan sehari-hari petani sambil menunggu hasil panen dan waktu yang tepat untuk menjual ladanya. Sehingga, dapat mengembalikan posisi tawar di tangan petani untuk meningkatkan harga lada.

Untuk menguatkan harga beberapa komoditas hasil produksi para petani ini, saat ini sedang diupayakan pengembangan teknologi serta hilirisasi untuk membuat barang jadi atau setengah jadi dari hasil produksinya sehingga, memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi pula. (RO/OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya