HUJAN lebat sejak tiga hari terakhir yang mengguyur Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, menyebabkan 11 kecamatan di sana terendam banjir. Akibatnya aktivitas warga terganggu.
Dampak lainnya, ratusan ha (hektare) lahan sawah sedang proses olah tanam juga terendam. Dikhawatirkan hal itu bisa berpengaruh atau bergeser terhadap musim tanam dan masa panen.
Kecamatan yang terendam banjir itu meliputi, Kecamatan Matangkuli, Pirak Timu, Paya Bakong, Tanah Luas, Langkahan, Baktiya dan Baktiya Barat. Lalu Kecamatan Meurah Mulia, Samudera, Simpang Keramat dan Sawang.
Di Kecamatan Matangkuli misalnya, banjir antara lain merendam Desa Lawang, Tanjung Haji Muda, Siren, Meuje, dan Desa Ceubrek. Kemudia Desa Alue Tho, Meuria, Hagu dan Desa Tumpok Barat.
Di Desa Lawang ketinggian air mencapai tiga meter. Untuk menghindari kemungkinan buruk warga harus mengungsi ke atas balai deda dan tanggul irigasi di tengah sawah setempat.
Sedangkan warga Desa Tanjung Haji Muda, mereka menyelamatkan diri ke gedung pertemuan yang lokasinya lebih tinggi. Untuk mengangkut anak anak dan orang lanjut usia mereka harus menggunakan sampan kayu. Sampan yang terbuat khusus itu memang sudah tersedia sebelumnya guna menanggulangan kondisi banjir.
"Untuk sementara ada yang memasak sendiri dan ada juga membuka dapur umum. Bahan dapur itu sudah di bawa sebelumnya dari rumah" tutur M Husen, Kepala Desa Tanjung Haji Muda, Sabtu (5/12)
Catatan Media Indonesia, Desa Lawang, Desa Tanjung Haji Muda, Ceubrek dan Aleue Tho, merupakan lokasi lamgganan banjir. Hal itu karena selain geogfis rendah lokasi itu juga persis di pinggiran sungai Krueng Keureutoe. Lalu diapit oleh Sungai Krueng Pirak yang dekenal ganas setiap musim penghujan.
Saban tahun di sepanjang sungai itu langganan banjir mencapai 12 hingga 15 kali. Hingga sekarang tidak ada perhatian serius dari pemerintah Provinsi Aceh terhadap kondisi alam setempat.
"Sudah puluhan tahun kondisi kami tidak terhiraukan. Sangat kecewa terhadap pemerintah Aceh. Harusnya paling kurang ada pembersihan oinggiran atau pengerukan aliran sungai disini" tambah warga Desa Lawang lainnya. (OL-13)
Baca Juga: KPU Jatim Garansi Tidak Muncul Klaster TPS