Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Merawat Tari Topeng Losari di Tengah Pandemi

Supardji Rasban
04/11/2020 07:45

DINAS Kebudayaan dan Pariwisata (DKP) Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, menggelar pertunjukan Tari Topeng Losari secara daring dengan melibatkan Karo Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Yogyakarta.

Langkah tersebut dilakukan sebagai upaya melestarikan kesenian lokal perbatasan di tengah pandemi covid-19 yang hingga kini belum mereda. Gelaran tari Topeng Losari secara daring itu dilakukan di aula Kantor DKP Brebes yang diikuti secara terbatas dengan protokol kesehatan (prokes) ketat. Beberapa pihak yang ikut menyaksikan yakni Kepala BPNB Yogyakarta Dwi Ratna Nurhajarini dan peneliti BPNB Yogyakarta Bambang Suta.

Meski pergelaran secara daring, penari Topeng Losari yakni Kartini Sawitri, 47, melakukannya dengan penuh semangat. Setiap hentakan kaki, kibasan selendang dan ekspresi wajahnya selaras dengan musik pengiring yang diperdengarkan melalui rekaman.

Usai pergelaran tari Topeng Losari dibawakan Kartini yang merupakan cucu mendiang maestro penari Topeng Losari Sawitri, dilanjutkan dengan diskusi. Diskusi membahas seputar keberlangsungan Tari Topeng Losari di tengah gempuran budaya modern apalagi terkait dengan masa pandemi covid-19 yang hingga kini belum juga mereda.

Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan DKP Kabupaten Brebes Wijanarto menyampaikan Kabupaten Brebes yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Cirebon Jawa Barat, banyak memiliki kesamaan dalam kesenian.

"Kalau di Kabupaten Brebes ada Tari Topeng Losari dan juga seni buroq dan sintren misalnya, di Kabupaten Cirebon yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Brebes, juga ada," ujar Wijanarto, Selasa (3/11).

Baca juga: Nur Anani M Irman Melestarikan Tari Topeng Losari

Wijanarto menuturkan selama pandemi covid-19 berlangsung, pihaknya banyak menerima keluhan dari kalangan pegiat seni tradisional soal susahnya manggung karena adanya pembatasan protokol kesehatan.

"Itu merupakan persoalan yang mungkin berlangsung untuk jangka pendek. Ada yang lebih urgent yakni menyangkut kelestarian dari kesenian tradisional yang salah satunya tari Topeng Losari ini," ucap Wijanarto.

Wijan--sapaan akrab Wijanarto-- meminta BPNB Yogyakarta ikut membantu sekaligus mendorong agar kesenian daerah di perbatasaan-perbatasan bisa tetap lestari. Karena untuk membangun sinergitas sejumlah pihak terkait dalam upaya pelestarian keseniaan tradisional tercantum dalam UU Pemajuan Kebudayaan Tahun 2017.

"Ini sebenarnya persoalan klasik yang perlu terus diupayakan dengan tidak mengenal lelah. Karena saya kira persoalan seperti ini bukan hanya dialami para pegiat kesenian tradisional di Kabupaten Brebes," papar Wijan.

Sang penari Topeng Losari Kartini menuturkan pada masa neneknya tidak mudah seseorang untuk membawakan Tari Topeng Losari karena ada sejumlah persyaratan khusus yang harus dilakoninya.

"Sebelum membawakan tarian penari Topeng Losari harus menjalankan beberapa persyaratan. Jauh haru sebelumnya ada puasa-puasa yang harus dijalankan selain doa-doa ketika akan menari," tutur Kartini.

Hanya saja, menurut Kartini, sekarang sudah berubah. Kalau penari mau membawakan tari Topeng Losari ya menari saja. Paling berdoa atau konsentrasi ketika hendak memulai menari.

"Jadi sekarang sudah lebih gampangan apalagi kalau menarinya tidak diiringi perangkat gamelan secara live," ucap Kartini yang mempunyai sejumlah murid di sanggarnya yakni Sanggar Purwabhakti, di Desa Losari Lor, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes.

Losari merupakan Kota Kecamatan yang berada di perbatasan Kabupaten Brebes (Jawa Tengah) dengan Kabupaten Cirebon (Jawa Barat), yang wilayahnya dibatasi Sungai Cisanggarung.(OL-5)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya