Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Tiga Akses Publik Kota Denpasar Ditutup Lagi

Arnoldus Dhae
14/9/2020 21:00
Tiga Akses Publik Kota Denpasar Ditutup Lagi
Ratusan warga berjalan kaki untuk olah raga di kawasan lapangan Puputan Margarana Renon, Denpasar, Bali, Rabu (2/9/2020)(Antara)

MENINGKATNYA kasus positif di Bali menyebabkan pemerintah setempat menutup akses publik yang ada di Kota Denpasar. Yakni Taman Kota Lumintang, Lapangan Puputan Badung dan Lapangan Puputan Margarana Renon Denpasar.

Kepala SatPol PP Bali Dewa Darmadi menjelaskan, penutupan berbagai akses publik tersebut dilakukan karena meningkatnya kasus positif di Bali.

"Masyarakat sudah berkali-kali dihimbau melalui pamflet, radio, televisi, media massa baik cetak maupun elektronik, namun tetap saja ada yang tidak taat dengan protokol kesehatan. Kasusnya terus saja meningkat. Penutupan ini sebagai salah satu cara untuk meningkatkan ketaatan kepada protokol kesehatan. Sekali lagi ini adalah salah satu cara pemerintah meminimalisir penularan Covid-19 di Bali," ujar Dewa Darmadi, di Denpasar, Senin (14/9).

Penutupan berbagai aktifitas publik ini, jelas dia, dilakukan dalam batas waktu yang tidak ditentukan. Alasannya di lokasi tersebut sering menjadi konsentrasi massa yang tidak terkendali dan lebih berbahaya lagi massa tidak memperhatikan protokol kesehatan.

"Pada sore hari ini saya bersama seluruh personil menutup Lapangan Renon. Sebab dua lokasi lainnya yakni Lapangan Puputan Badung dekat Kantor Wali kota Denpasar dan Taman Kota yang dekat dengan pusat pemerintahan di Kota Denpasar sudah ditutup terlebih dahulu. Penutupan di Lapangan Renon harus cepat dilakukan karena bila dua lokasi sebelumnya sudah ditutup maka konsentrasi massa sudah dipastikan akan beralih ke Renon Denpasar. Makanya
petugas kita kerahkan untuk menutup Lapangan Renon sampai dengan batas waktu yang tidak ditentukan," paparnya.

Hingga saat ini jumlah kasus positif terus meningkat di Bali. Bukan hanya itu. Peningkatan tersebut berasal dari klaster keluarga dan upacara agama. Khusus untuk klaster keluarga, kebanyakan berasal dari anak-anak muda yang suka nongkrong di warung, lapangan, taman, dan pantai. Karena secara fisik mereka kuat, imun tubuhnya kuat, maka ketika kembali ke rumah mereka menulari kakeknya, neneknya, bapa dan ibunya yang sudah memiliki penyakit
bawaan.

"Itulah sebabnya, jumlah kasus positif semakin banyak dan ini menyebabkan kapasitas ruangan di rumah sakit semakin berkurang. Penutupan ini sebagai salah satu cara untuk mengurangi risiko penularan di Bali," tegasnya. (OL-13)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya