Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Sejumlah Wilayah di Cianjur Dilaporkan Alami Kekeringan

Benny Bastiandy
10/9/2020 16:50
Sejumlah Wilayah di Cianjur Dilaporkan Alami Kekeringan
Lahan pertanian di Desa Lulut, Nambo, Kabupaten Bogor, yang alami kekeringan (3/9/2020)(Antara/Yulius Satria Wijaya)

Beberapa wilayah di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar) dilaporkan mulai terdampak kemarau. Akibatnya tak hanya lahan pertanian yang dilanda kekeringan, tapi krisis air bersih mengancam masyarakat.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Dedi Supriyadi mengatakan setidaknya terdapat tiga wilayah kecamatan yang sudah melaporkan dampak akibat emarau. Ketiga wilayah itu ialah Kecamatan Cibeber, Kecamatan Cibinong, dan Kecamatan Ciranjang.

"Ketiga wilayah itu termasuk daerah yang memang langganan setiap kali musim kemarau," jelas Dedi, Kamis (10/9).

Dedi menuturkan semua laporan tersebut akan ditampung. Selanjutnya BPBD akan berkoordinasi dengan perangkat daerah teknis yang menangani sektor terdampak kemarau.

"Ini laporannya masih sementara. Semua laporan yang masuk kami akomodir. Sekarang sedang dihimpun dan didata dulu. Setelah pendataan, nanti dampaknya kita perhitungkan dan petakan. Artinya, sampai sejauh mana dampaknya terhadap masyarakat maupun lahan pertanian," paparnya.

Dengan pendataan itu maka BPBD selanjutnya bisa mengambil langkah untuk penanganannya. Koordinasi dengan perangkat daerah teknis itu agar data yang diperoleh juga cukup akurat.

Baca juga: Ganjar Minta Kota Semarang Segera Tarik Rem

"Misalnya seperti di Dinas Pertanian. Kami meminta data pasti lahan yang mengalami kekeringan. Kemudian kita sinkronkan dengan data jaringan irigasi di Dinas PUPR. Kita mintai semua data-datanya," imbuh Dedi.

Dedi mengaku Pemerintah Kabupaten Cianjur belum menetapkan status siaga kekeringan meskipun dalam kurun hampir sebulan terakhir tidak turun hujan. Penetapan status kebencanaan didasari pertimbangan setelah adanya penetapan di tingkat Pemerintah Provinsi Jabar atas rekomendasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.

"Belum ada penetapan status bencana kekeringan," pungkasnya.

Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur, Mochammad Irfan Sofyan mengaku sejak jauh-jauh hari sudah mengirimkan radiogram ke setiap aparatur kecamatan untuk mewaspadai potensi kekeringan sebagai dampak kemarau.

BPBD, kata Irfan, sudah mengantisipasi berbagai kemungkinan potensi terjadinya dampak kemarau. "Di antaranya, kami sudah menyiapkan mobil tangki untuk menyalurkan air bersih jika sewaktu-waktu ada laporan dari masyarakat," ujar Irfan. (OL-14)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya