Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Melawan Kotak Kosong di Dua Kabupaten

(LN/WJ/AS/N-3)
07/9/2020 01:05
Melawan Kotak Kosong di Dua Kabupaten
Dua Pasangan di Sulsel, Hampir Pasti Lawan Kotak Kosong:(Lina Herlina)

KOTAK kosong kembali mengisi pesta demokrasi di Sulawesi Selatan.

Tahun ini, dari gelaran pilkada di 12 kabupaten dan kota, dua di antaranya memunculkan pasangan calon tunggal, yang harus berjibaku melawan kotak kosong.

Dua daerah itu ialah Kabupaten Gowa dan Soppeng. Di Gowa, pasangan petahana Adnan Purichta Ichsan-Abdul Rauf mampu memborong dukungan dari semua partai politik yang memiliki 45 kursi di DPRD.

“Hanya Gerindra yang dianulir sebagai partai pendukung karena persoalan administratif,” kata Ketua KPUD Mukhtar Muis.

Adnan tetap bisa berbangga hati. “Ini sejarah buat kami. Sejak awal, saya sudah siap menghadapi siapa pun di pilkada, termasuk melawan kotak kosong.”

Di Soppeng, Bupati petahana Andi Kaswadi Rasak memilih berpasangan dengan kader NasDem Lutfi e Halide.

Mereka memborong semua kursi di parlemen. “Insya Allah kami sangat optimistis menang dengan bantuan semua pihak,” tandas Andi.

Duet Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa dipastikan terhindar dari melawan kotak kosong.

Kemarin, pesaing mereka, pasangan independen Bagyo Wahyono-FX Supardjo mendaftar ke KPU Surakarta, Jawa Tengah. Pasangan tukang jahit dan pengurus RW itu menegaskan bukan pasangan boneka atau hasil setting-an.

“Pasangan Bajo diusung ormas Tikus Pithi Hananta Baris yang berkoalisi dengan rakyat,” kata tim pemenangan Bajo, Sigit Prakosa. Ketika menuju KPUD, pasangan itu mengenakan beskap Jawa dan naik kuda.

Ribuan orang mengantar mereka, tidak kalah dari pengantar Gibran-Teguh saat mendaftar di hari pertama. “Kami juga mengusung konsep perubahan. Satu hati untuk negeri demi masa depan Kota Surakarta,” kata Bagyo.

Pilkada yang digelar di 21 kabupaten/kota di Jawa Tengah juga ditandai dengan lengsernya dua petahana karena tidak mendapat dukungan partai. Di Kendal, Bupati Mirna Annisa gagal maju karena hanya didukung Gerindra yang berkursi enam di DPRD, dari seharusnya sembilan kursi untuk bisa menampilkan calon. Nasib serupa juga dialami Bupati Kebumen Yazid Mahfudz. Ia tersandung sebab PKB yang sebelumnya jadi pengusung ternyata memilih pasangan lain. (LN/WJ/AS/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya