Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
MAJELIS Rakyat Papua (MRP) menjaring aspirasi masyarakat (asmara) terkait pelaksanaa Otonomi khusus (Otsus) di Papua dan Papua Barat yang akan berakhir tahun depan (2021)
Anggota MRP Papua Barat Leonard Yarollo, mengatakan, pihaknya menjaring asmara dan meminta tanggapan serta masukan dari para tokoh agama, tokoh masyarakat dan Jemaat yang ada di Gereja Tabernakel Puncak Rafidin, Kota Sorong, Papua Barat, Rabu,(19/8).
"Kunjungan kerja reses II kali ini, saya ingin mendengar saran dan masukan dari masyarakat akar rumput, para tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh perempuan terkait pelaksanaan UU No: 21 tahun 2001, tentang otonomi khusus yang akan berakhir pada 2021 mendatang," ungkap Leonard Yarollo.
Menurut Leonard, jaring asmara yang dilakukan akan dijadikan sebagai bahan evaluasi MRP Papua Barat, untuk menindaklanjuti berakhirnya otsus pada 2021 mendatang. Dimana aspirasi dari masyarakat, akan dijadikan bahan kajian untuk didiskusikan secara terbuka nantinya.
"Tanggapan, saran dan masukan dari masyarakat akan diplenokan di tingkat MRP Papua Barat. Selanjutnya usai diplenokan, MRP Papua Barat kemudian akan melakukan koordinasi dengan MRP Papua sebagai kakak kandung terkait masalah otonomi khusus," ujarnya.
Masyarakat, sambung Leonard, akan langsung memberikan masukan, sejauh mana keberhasilan otsus di Papua Barat. Diantaranya mengenai masalah pendidikan, kesehatan dan kesejahteraannya.
"Saya tidak bisa mengatakan apakah otsus ini berhasil atau tidak dan apakah otsus ini lanjut atau berhenti. Kita butuh suatu kajian, yang akan dirumuskan dan diplenokan sebagai bahan yang akan dibawa MRP Papua dan MRP Papua Barat ke Pemerintah Pusat di Jakarta," ujarnya.
Dikatakan Leonard, dari jaring asmara yang telah dilakukan, ada yang minta otsus dilanjutkan dan ada yang minta dihentikan. Masyarakat yang minta dihentikan beralasan, otsus yang menikmati hanya pejabat dan segelintir warga saja.
"Masyarakat asli papua banyak yang tidak merasakan kesejahteraan dari dana otsus, biaya pendidikan dan kesehatan juga mahal. Itu menjadi alasan dari masyarakat akar rumput minta otsus dihentikan," tandasnya.
Dirinya berharap, dengan adanya jaring asmara, MRP Papua Barat dapat menentukan arah kebijakan otsus, apakah akan dilanjutkan atau dihentikan demi kebaikan masyarakat Papua. Penjaringan aspirasi masyarakat ini akan dilakukan di 12 Kabupaten dan 1 Kota di Papua Barat. (OL-13)
Tanggung jawab yang melekat pada para pemimpin daerah hasil Pilkada di Pulau Papua adalah untuk kesejahteraan rakyat.
Dia mendesak hal ini karena sudah terlalu lama terjadi kekosongan Anggota MRP, padahal keberadaan lembaga ini sangat strategis. Apalagi dalam rangka Pemilihan Umum 2024.
ANGGOTA DPR Provinsi Papua Boy Markus Dawir mendesak Menteri Dalam Negeri untuk segera melantik anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) terpilih periode 2023-2028.
Perubahan UU Otsus juga diterbitkan seperangkat peraturan pemerintah dan peraturan presiden sebagai penjabaran dari UU No 2 Tahun 2021.
Menurut Mahkamah, perubahan UU Otsus Provinsi Papua dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum, melindungi, menjunjung harkat martabat dan melindungi hak dasar orang asli Papua
"Kami punya satu UU payung hukum yang besar adalah UU Otsus maka ada lex spesialis itu yang harus menjadi patokan kita di Papua."
ANGGOTA Komisi XIII DPR RI, Yan Mandenas mengatakan aspirasi soal pendidikan gratis menjadi masukan bagi pemerintah untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap alokasi dana Otsus.
Kepada masyarakat Aceh, Anies Baswedan menyatakan ingin mengelola dana otonomi khusus (otsus) per pos sesuai kebutuhan pembangunan.
Pemerintah Pusat didorong untuk segera melakukan intervensi dan segera memeriksa para pejabat terkait yang mengurus pembiayaan beasiswa mahasiswa Papua di luar negeri.
Sekalipun banyak kebijakan yang dibuat, tapi itu hanya memuatkan praktek militerisme yang tujuannya untuk merumuskam kepentingan ekonomi politik pemerintah.
Untuk melampiaskan rasa kesal dan kecewa, warga Kemukiman Garot, Kecamatan Indrajaya, Aceh sejak tiga hari terakhir menanam pisang di badan jalan Kota Sigli-Jabal Ghafur yang rusak parah.
KPK tidak akan terpaku dengan dugaan suap dan gratifikasi Lukas saja. Karena, KPK punya data yang menjelaskan adanya penyelewengan dana PON dan otsus.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved