Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Sungai Citarum Hitam, DLH Karawang: Akibat Debit Air Nol

Cikwan Suwandi
11/8/2020 16:27
Sungai Citarum Hitam, DLH Karawang: Akibat Debit Air Nol
Warga di tepian Sungai Citarum Karawang yang airnya berwarna hitam(MI/Cikwan Suwandi)

KEPALA Dinas LHK Karawang Wawan Setiawan mengatakan saat ini daya dukung Sungai Citarum sudah tidak memungkinkan untuk menerima limbah karena debit yang rendah saat kemarau. Hal ini menanggapi perubahan warna air sungai menjadi hitam.

Ia menyimpulkan warna Sungai Citarum hitam beberapa waktu lalu akibat debit air Citarum yang nol karena penggalian di Bendung Walahar.

"Air yang masuk ke Citarum limbah debit kecil, lalu endapan limbah yang sudah bertahun-tahun naik ke permukaan karena adanya panas matahari," kata Wawan, Selasa (11/8).

Wawan mengakui ada sejumlah perusahaan yang memerlukan banyak air untuk proses pengenceran di sungai yakni perusahaan produksi kertas dan tekstil.

"Yang membuang langsung ke Citarum itu ada sebanyak 32 perusahaan. Sementara yang melalui anak sungai dan bermuara ke Citarum sebanyak 53," ucapnya.

Baca juga: Citarum Tercemar Limbah Domestik

Sementara itu, PPLH DLHK Karawang Azis Kemal Fauzie menjelaskan tentang proses biologi limbah kertas di alam yang bisa menyebabkan air sungai berubah warna menjadi hitam, walaupun perusahaan sudah melakukan pengolahgan secara benar. Namun, ia tidak dapat menyimpulkan hal tersebut yang menjadi penyebab perubahan warna air Sungai Citarum di Karawang.

"Saya tidak bisa menyimpulkan, karena memang banyak endapan limbah di Citarum termasuk limbah perusahaan atau juga limbah rumah tangga," kata Azis, Selasa (11/8).

"Walau pada outfall sudah sesuai baku mutu. Tetapi memang saat terjadi proses biologi di alam dalam waktu beberapa lama, limbah itu akan berubah menjadi hitam," imbuhnya.

Kendati sudah berubah warna, Azis menyebutkan kandungan baku mutu tersebut masih aman tergantung dari jumlah debit sungai.

"Tergantung dari jumlah debit sungai untuk pengenceran limbah  perusahaan. Kalau misalnya debitnya rendah bisa saja baku mutunya melampaui meskipun saat dikeluarkan baku mutunya sudah menenuhi," tuturnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya