Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
KEMENKO Kemaritiman dan Investasi mengumumkan penandatanganan pembaruan memorandum saling pengertian (MoU) untuk memperluas reboisasi dan restorasi lahan kritis di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum dari 10 juta menjadi 20 juta pohon dengan Astrazeneca.
Kolaborasi ini menandai langkah penting dalam upaya bersama mendukung reboisasi, keanekaragaman hayati, mata pencaharian berkelanjutan, dan konservasi sumber daya air melalui program global perusahaan, AZ Forest.
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengakui dia sudah mengunjungi lokasi AZ Forest tahun lalu. Menurut dia, program ini tidak hanya menanam jutaan pohon, tetapi juga berfokus mengedukasi ribuan petani mengenai pengetahuan dan praktik pertanian berkelanjutan yang membantu melindungi lingkungan bagi generasi mendatang. Sungai Citarum memiliki panjang 297 km dari sumbernya di Cisanti, Kabupaten Bandung, hingga Muara Gembong di Bekasi.
Baca juga : DAS Citarum Dikelola Kabupaten dan Kota pada 2026, Pemprov Jabar Siapkan Transisi
"Saya sangat mengapresiasi dukungan dan kemitraan AstraZeneca atas komitmennya menjaga kelestarian DAS Citarum dengan menanam 20 juta pohon dan 500 ribu pohon di sekitar Danau Toba. Model kerjasama ini bisa diikuti perusahaan lain. Perlu dipastikan, pohon yang ditanam itu tumbuh dengan baik dan bermanfaat bagi masyarakat," tegas Luhut.
Luhut juga mengapresiasi peran AstraZeneca dalam mendukung pencapaian pengendalian dan penanggulangan kerusakan DAS Citarum melalui konsep pentahelix yang diapresiasi dalam forum internasional COP26 pada 2021.
Presdir AstraZeneca Indonesia Esra Erkomay mengatakan perubahan iklim diperkirakan dapat meningkatkan suhu dan memperburuk mutu udara yang membuat Indonesia jadi negara paling terpolusi ke-14 di dunia. Adapun Jakarta sudah pada tingkat polusi udara berbahaya yang mempengaruhi kesehatan pernapasan seperti pneumonia, asma, tuberkulosis, kanker paru-paru, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Baca juga : Citarum Terkontaminasi Paracetamol, Pemprov Jabar Segera Tindaklanjuti
Saat yang sama, sektor kesehatan berkontribusi pada perubahan iklim, menyumbang sekitar 5% emisi gas rumah kaca secara global sehingga semua pihak yang terlibat pada pelayanan kesehatan berperan memberikan solusi berkelanjutan.
"Darurat iklim berdampak sangat besar pada prevalensi dan penyebaran penyakit serta secara langsung mempengaruhi kesehatan manusia. Kami ikut aksi nyata mengatasi krisis iklim dan alam karena kami menyadari hubungan kuat antara kesehatan manusia dan planet kita," ujar Esra.
Melalui program Ambition Zero Carbon yang berbasis ilmu pengetahuan, AstraZeneca sedang mengurangi emisi gas rumah kaca di seluruh rantai nilainya.
Baca juga : Dua Jenazah Perempuan Misterius Ditemukan di Sungai Citarum
Selain itu, melalui program AZ Forest bernilai US$400 juta, perusahaan sedang menanam dan merawat 200 juta pohon hingga 2030 di enam benua dengan mitra ahli untuk memulihkan hutan dan alam serta mempromosikan keanekaragaman hayati dan mendukung mata pencaharian yang berkelanjutan.
Menurut Esra, pada pembaruan MoU kali ini, program AZ Forest bertujuan memperluas rencana penanaman pohon pada lahan kritis di sekitar DAS Citarum hingga 20 juta pohon untuk memperkuat komitmen dan posisi AstraZeneca dalam memimpin keberlanjutan kesehatan, serta mendukung percepatan restorasi pada kerusakan di DAS Citarum.
"Selain itu, bersama kementerian, kami akan melakukan studi kelayakan untuk memahami kerangka hukum dan persyaratan proyek karbon sebagai upaya memperkuat ekosistem keberlanjutan," terang Esra.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Nani Hendriati mengatakan diterbitkannya Perpres No 15 tahun 2018 membuat penanganan krisis Citarum lebih efektif.
“Peningkatan kondisi Sungai Citarum melibatkan banyak pihak dari 13 kabupaten/kota dengan total populasi 18 juta. Ini tidak akan berhasil tanpa kolaborasi semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta, seperti AstraZeneca,” tutupnya. (H-2)
CEMARAN senyawa merkuri ditemukan di Waduk Cirata, Jawa Barat. Kandungan merkuri ditemukan dari tubuh ikan yang diambil dari waduk Cirata.
Rusaknya ekosistem hulu DAS Citarum secara signifikan meningkatkan bencana banjir di daerah-daerah di sekitar wilayah Bandung, terutama di Bandung Selatan.
Berdasarkan hasil penelitian BRIN, saat ini hulu daerah aliran sungai (DAS) Citarum tercemar paracetamol dan amoxilin, BRIN mendeteksi adanya kontaminasi bahan aktif obat atau APIs.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman mengatakan pihaknya segera menindaklanjuti temuan terkontaminasinya Sungai Citarum oleh kandungan paracetamol dan amoxcilin.
DUA jenazah dewasa dan anak berjenis kelamin perempuan ditemukan mengambang di aliran Sungai Citarum, Kampung Daraulin, Desa Nanjung, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung.
Banjir di wilayah tersebut disebabkan meluapnya Sungai Citarum dan Cibeet yang terjadi sejak tiga hari lalu.
Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengatakan sebagai sumber kehidupan vital bagi hampir 25 juta orang, Sungai Citarum tidak boleh dibiarkan tercemar.
Dia mengenang kondisi Citarum pada enam tahun silam yang masih dipenuhi tumpukan sampah. Namun pada kali ini, kondisinya sudah bersih dan airnya jadi bening berkat program Citarum Harum.
Setiap musim kemarau, warga sekitar kerap memanfaatkan keringnya sungai untuk kegiatan pertanian.
Pembersihan sampah di lokasi tersebut melibatkan 215 personel gabungan dari TNI, Polri, Dinas Sumber Daya Air Jabar, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, dan masyarakat sekitar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved