KEKERINGAN yang melanda sejumlah daerah mengakibatkan pasokan air terganggu. Untuk itu, warga diminta untuk bijak menggunakan air mengingat musim kemarau masih panjang.
Manager Humas dan Kesekretariatan Perumda Air Minum Tirta Raharja, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sri Hartati, mengingatkan saat ini ketersediaan atau kapasitas air baku dari Sungai Cisangkuy mulai terjadi penurunan dan fluktuasi kapasitas.
“Pelanggan di wilayah Soreang, Banjaran, Katapang, Kutawaringin, dan sekitarnya diminta bersiap mengantisipasi jika aliran perpipaan terhenti dengan menyiapkan penampung air di rumah masing-masing,” katanya, kemarin.
Meskipun saat ini pendistribusian air di sebagian besar pelanggan relatif masih aman, Tati juga meminta pelanggan di wilayah utara untuk mulai melakukan antisipasi mengingat biasanya ada penurunan kapasitas sumber air lainnya hingga lebih dari 50% pada setiap musim kemarau.
“Saran kami kepada pelanggan agar menyediakan tempat penampungan air, menggunakan air dengan bijak, kemudian melakukan penampungan bila air masih mengalir, serta menutup kran jika tidak digunakan,” ujarnya.
Sementara itu, debit sumber air di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, mulai menurun karena pengaruh musim kemarau yang berlangsung sejak April 2020.
Penurunan debit air terlihat di sumber air Oepura, Kelurahan Oepura. “Sekarang air tidak bisa dialirkan lagi ke sawah karena debitnya terus menurun,” kata Naemu Alnabe, penjual air setempat, kemarin.
Naemu mengatakan penurunan debit air memengaruhi pasokan air bersih ke rumah penduduk. Di wilayah Kelurahan Naikoten yang berbatasan dengan Oepura, sejumlah warga mulai membeli air bersih.
Mereka memesan air bersih ke Naemu seharga Rp2.500 yang dikemas dalam jeriken ukuran 20 liter. Menurut dia, permintaan air bersih bertambah setiap hari hingga mencapai 50 jeriken. “Hari ini saya dapat pesanan enam jeriken saja,” katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangka Belitung Mikron Antariksa memastikan seluruh armada pemadam kebakaran (damkar) dan mobil tangki siap untuk menyuplai air bersih ke titik-titik rawan kekeringan.
“Mobil tangki dan damkar di Bang ka Belitung totalnya ada 18 unit kita siapkan,’’ katanya.
Ia mengaku daerah terparah yang mengalami krisis air bersih berada di Pangkalpinang, Bangka, dan Belitung. “Kalau paling parah di Pangkalpinang, di Kecamatan Girimaya, Bukit Intan, dan Grunggang,” ujarnya. (DG/RF/PO/X-10)