Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KETUA DPRD Samarinda Siswadi, Jumat (10/7), meninggal dunia setelah berolahraga di kawasan Citra Niaga. Ia diduga mengalami serangan jantung dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Darjad.
Almarhum sempat menjalani perawatan medis, namun nyawanya tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia pada Jumat (10/7) siang.
Jenazah almarhum disemayamkan di rumah duka Jalan Jelawat Gang 8 RT 6Kelurahan Sidodamai, Samarinda Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim).
Baca juga: Pemprov Bali Gandeng Mbiz Kelola Pengadaan Digital
Wakil Ketua DPRD Subandi mengaku terkejut dengan meninggalnya Siswadi yang sangat mendadak. Padahal, sehari sebelumnya, ia bersama Siswadi sempat memimpin rapat di DPRD Samarinda.
"Kami sangat kehilangan atas meninggalnya beliau," ujar Subandi.
Subandi mengaku tidak mengetahui riwayat penyakit yang diderita Siswadi. Subandi hanya mendapat informasi bahwa, pada pagi hari, Siswadi sempat fitnes sebelum akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Sehari sebelum wafat, Siswadi masih dalam kondisi sehat, bahkan sempat memimpin sejumlah agenda penting di DPRD Kota Samarinda.
Ketua Komisi I DPRD Samarinda Joha Fajal juga terkejut dengan kepergian sahabat dekatnya. Sebab, sehari sebelumnya, ia mengaku sempat berkomunikasi usai Rapat Paripurna DPRD Samarinda.
"Usai rapat, saya sempat diskusi panjang. Beliau adalah sahabat saya. Beliau orang baik. Semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi-Nya," harapnya.
Siswadi tercatat sebagai politisi PDIP yang tiga periode berhasil duduk di parlemen Samarinda. Ia menjabat Wakil Ketua DPRD satu periode dan menjabat Ketua DPRD Samarinda selama dua periode.
Siswadi dilahirkan pada 4 Februari 1969 dan mempersunting Rini Gustiana. Almarhum meninggalkan seorang istri dan tiga anak.
Anak sulung Siswadi, Romadhony Putra Pratama yang menjadi anggota DPRD Provinsi Kaltim dari PDIP, menduga ayahnya memiliki penyakit stroke. Sebelum wafat, sang ayah masih sempat olahraga.
"Saat olahraga beliau tiba-tiba jatuh. Lalu dilarikan ke rumah sakit. Diduga stroke," jelas Romadhony.
Saat mengetahui ayahnya jatuh, ia menuju rumah sakit untuk menjenguk ayahnya di Instalasi Gawat Darurat. Saat menjenguk, Romadhony melihat Siswadi sempat sadar dan dibantu alat pernapasan.
"Namun, akhirnya, kondisinya terus menurun hingga meninggal dunia," ujarnya.
Atas nama keluarga, lanjutnya, ia meminta maaf pada masyarakat jika ada kesalahan dari ayahnya. (OL-1)
Sehingga dapat meningkatkan keamanan dan kenyamanan kualitas hidup masyarakat DKI Jakarta.
Ia menilai, peran DPRD terkait fungsi pengawasan kepada jajaran eksekutif kurang efektif. Pasalnya, saat ini penilaian hanya tertumpu pada penyerapan anggaran.
Kepala Dinas PUPR OKU Nopriansyah menawarkan sembilan proyek kepada Fauzi dan Ahmad Sugeng Santoso. Proyek tersebut mencakup komitmen fee 22%.
Anggota DPRD dari PDIP juga harus bisa melakukan advokasi pada kepentingan-kepentingan rakyat.
Tindakan yang dilakukan oleh Satpol PP tidak memiliki asas kebermanfaatan dan hanya membuat gaduh.
Kejadian pemadaman listrik itu bertepatan dengan Penampahan Hari Raya Kuningan, ketika umat Hindu di Bali harus menyelesaikan perlengkapan persembahyangan di keesokan harinya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved