Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Wali Kota Tegal Sayangkan PSBB Seluruh Indonesia tidak Serentak

Supardji Rasban
08/7/2020 09:24
Wali Kota Tegal Sayangkan PSBB Seluruh Indonesia tidak Serentak
Wali Kota Tegal Jawa Tengah Dedy Yon Supriyono (berdiri) saat menyambut Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, Selasa (7/7/2020)(MI/Supardji Rasban)

WALI Kota Tegal Jawa Tengah Dedy Yon Supriyono, mengklaim sekaligus bersyukur Kota Tegal saat ini sudah zero Covid-19 dan berhasil mencapai zona hijau. Sebagai kota yang pertama kali menjalankan local lockdown dan karantina wilayah, Dedy menyayangkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dicanangkan Presiden Joko Widodo/Jokowi tidak dilakukan serentak di seluruh Indonesia.

Dedy berpendapat, jika seluruh Indonesia menjalankan PSBB secara serentak, maka selain bisa secepatnya memulihkan ekonomi juga dapat berhemat anggaran penanganan Pandemi Covid-19. Hal tersebut diungkapkan Dedy dalam sambutan kunjungan kerja Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tegalsari Kota Tegal, Selasa (7/7) sore.

"Jika lebih cepat mengaplikasikannya dengan baik tentu hasilnya akan baik. Pertama bagaimana PSBB itu serentak bareng. Tapi kenyataannya di kabupaten/kota itu tidak bisa kompak tidak bisa bareng," kata Dedy.

Ia berpandangan jika PSBB di seluruh Indonesia dilakukan bersama tahap pertama tanggal 1-14, maka daerah yang sudah bagus dapat mengevaluasi selama tiga hari dan sudah bisa dilakukan new normal.
     
"Tahap kedua PSBB lagi yang sudah bagus nanti sudah new normal. Hingga nanti yang ketiga dan keempat terakhir Depok, Semarang, Surabaya mungkin cepat selesai," terangnya.
     
Dedy juga menyebut agar dapat hemat dalam memberikan bantuan melalui jaring sosial, pemerintah pusat dapat menggunakan Bulog. 

"Pemerintah Pusat punya Bulog. Harusnya seluruh pengadaan untuk sembako, sudah ditentukan oleh Pemerintah Pusat. Itemnya A, B, C, D dengan nilai sekian, semuanya tidak menggunakan  rekanan karena darurat. Tinggal Bulog memberikan barangnya, Pemda tinggal membayar," ucap Wali Kota.
     
Sedangkan yang ketiga, pengadaan alat APD yang disetujui rekomendasi WHO atau IDI dilakukan dengan item yang sama. 

"Semua barangnya atau itemnya sama, baru TNI/POLRI menjalankan operasi penegakkan dispilin mendukung protokol kesehatan mereka menjaga pabrik-pabrik seluruh Indonesia. Kemudian Pemda dikirim baru Pemda membayar," jelasnya.
     
Dikatakan Wali Kota, jika semua sama maka Pandemi akan cepat selesai.

"APD dengan jenis yang sama, barang yang sama, mutu yang sama, tapi harganya beda-beda. Kota Tegal memberi contoh, bahwa kita pembelian sembako dan APD harganya paling rendah untuk memberikan contoh pemerintah seluruh Indonesia," tutur Wali Kota bangga.
     
Ia juga mengklaim penanganan pandemi di Kota Tegal merupakan penanganan pandemi yang terhemat di Indonesia. 

"Kita baru Rp 10 sampai Rp12 milyar. Di Indonesia rata-rata luar Jawa saja Rp20 miliar-Rp200 miliar. Untuk di Pulau Jawa saja Rp50 miliar-Rp500 miliar," bebernya.
     
Wali Kota juga menyebutkan bahwa pembelanjaan Alat Pelindung Diri (APD) dibeli dengan harga yang paling rendah, bukan harga yang paling mahal. 

"Saya berterima kasih kepada pengusaha, stakeholder, para dermawan yang berpartisipasi membantu sembako, jaring pengaman sosial, APD dan masker," tuturnya.
     
Bantuan yang diberikan untuk nelayan dari Pemkot Tegal, tercatat yang masuk paguyuban PNTK dan HNSI sebanyak 3.200 yang pada masa pandemi covid-19 tidak berangkat melaut. Namun ada nelayan Kota Tegal yang berangkat ke Natuna, ternyata hasilnya tidak sesuai yang diharapkan.
    
"Kita memberangkatkan 30 kapal, kurang lebih 1.000 awak selama satu bulan setengah tetapi hasilnya tidak menguntungkan," paparnya.

baca juga: Gugus Tugas Sumsel Tegaskan PSBB Palembang Wewenang Wali Kota
     
Menurutnya ada sebanyak 3.200-an nelayan yang terdampak pandemi covid-19 yang mendapatkan bantuan dari Pemkot Tegal dari program jaring sosial selama dua bulan. Wali Kota juga bersyukur karena posisi Kota Tegal saat ini zero Covid-19 sehingga menjadi zona hijau dengan menjalankan pertama kali local lockdown, isolasi wilayah dan PSBB.

"Ini juga terima kasih kepada Pak Ngabalin (Ali Mochtar Ngabalin) yang berdiskusi dengan Pak Wakil Wali Kota di TV, yang menyetujui lockdown yang terpenting rasa PSBB. Terima kasih sudah sukses Kota Tegal. Harapan kita Kota Tegal sudah zero sudah zona hijau, terus nantinya pemulihan ekonomi yang tercepat di Indonesia," pungkasnya. (OL-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya