Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Karantina Berbasis Desa Diterapkan saat Kepulangan PMI

Ferdinandus Rabu
22/6/2020 20:05
Karantina Berbasis Desa Diterapkan saat Kepulangan PMI
Ilustrasi Warga secara swadaya menyiapkan ruangan untuk dijadikan tempat karantina di Desa Torikolot, Citeureup, Borgo(Antara/Yulius Satria Wijaya)

Persiapan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Flores Timur (Flotim), Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk menerima kepulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Flores Timur terus dilakukan. Yang dijalankan Pemkab Flotim adalah dengan memperketat penerapan protokol kesehatan pencegahan covid-19, termasuk melakukan karantina baik terpusat dan karantina berbasis desa.

Kesiapan daerah menerima kedatangan PMI ini disampaikan Bupati Flores Timur, Anton Hadjon.

"Pada prinsipnya, kami tentu tetap menerima mereka kembali dengan tetap menerapkan protokol kesehatan bagi para pekerja migran yang datang," ujar Anton, Senin (22/6)

Mereka, sambungnya, akan dikarantina selama 14 hari di tempat yang telah disiapkan. "Karantina berbasis desa akan diterapkan saat menerima PMI di desa masing-masing. Setiap desa sudah menyiapkan lokasi karantinanya masing-masing, sehingga kita harapkan dapat berfungsi maksimal saat kepulangan PMI nanti," ujar Anton.

Baca juga: Ada Video Porno di Webinar KPU Sumbar

Oleh karena itu, sejumlah desa mulai menyiapkan tempat karantina. Dese Kenere, Kecamatan Solor Selatan misalnya. Desa ini memanfaatkan gedung sekolah TK/Paud dan sudah melakukan pemeriksaan bagi setiap warga yang masuk ke desa secara ketat.

Kepala Desa Kenere, Mikael Koliwutun Klodor mengakui siap menerima kedatangan para perantau termasuk PMI.

"Kita sudah siap untuk menerima warga yang pulang ke desa ini. Mereka yang datang akan dikarantina 14 hari di tempat karantina, yaitu gedung sekolah Paud di desa ini karena ada beberapa ruagan kelas yang bisa dipakai agar saat karantina nanti bisa menerapkan jaga jarak," papar Mikael.

Lalu, untuk warga pendatang, Mikael menyebut pihaknya melakukan pemeriksaan suhu tubuh. "Alat skiring sudah ada. Jadi, setiap warga yang datang akan diperiksa suhu tubuh mereka, agar bisa dideteksi secara dini," ungkap Mikael. (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya