Selama Tiga Tahun, 49 Penambang Tewas di Babel

Rendy Ferdiansyah
05/6/2020 10:29
Selama Tiga Tahun, 49 Penambang Tewas di Babel
Kerusakan lingkungan akibat penambangan terus terjadi di Babel, seperti di Kabupaten Bangka(MI/Rendy Ferdiansyah)

AKTIVITAS penambangan pasir timah baik legal maupun ilegal di Provinsi Bangka Belitung (Babel) terus memakan korban, dalam tiga tahun sejak 2017, catatan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Babel terdapat 49 orang tewas di lokasi tambang.

Direktur Walhi Babel Jessix Amundian mengatakan untuk tahun 2020 ini terhitung sejak Januari hingga Mei sudah 9 penambang tewas tertimbun tanah galian tambang.

"Januari-Mei tahun ini sudah 9 orang tewas, kalau dalam tiga tahun sejak 2017, catatan kami ada 49 yang tewas," kata Jessix, Jumat (5/6).

Ia menyebutkan, korban laka tambang ini merupakan buruh atau pekerja yang sedang bekerja di lokasi tambang dan warga yang tidak tahu bahwa kolong tersebut bekas tambang dan berbahaya.

Baca juga: Gubernur Babel Minta Relaksasi RKAB Pertambangan Timah ke Pusat

Menurutnya, ada sikap abai terhadap kerusakan lingkungan yang terus berulang di Babel. Ia menjelaskan, catatan Walhi 2014, di Babel terdapat 6.000 lubang eks tambang. Jessix menduga selama 5 tahun mulai tahun 2014-2019 lubang tambang terus bertambah.

"Selama lima tahun terakhir (2014-2019) lubang-lubang tambang baru/kolong terus bertambah berlipat dua kalinya," ungkapnya.

Ia menduga hal ini didasarkan dengan maraknya aktivitas tambang ilegal dan tambang yang mengantongi IUP namun tidak melakukan kewajibannya seperti reklamasi dan pascatambang.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya