Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Sektor Pariwisata Yogyakarta Bersiap Hadapi Lonjakan Pascapandemi

Agus Utantoro
19/5/2020 10:09
Sektor Pariwisata Yogyakarta Bersiap Hadapi Lonjakan Pascapandemi
Ilustrasi -- Salah Satu tempat wisata di Yogyakarta, Candi Prambanan(ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

BANK Indonesia DI Yogyakarta (DIY) berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata, Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY dan Jasa Dharma Indonesia menyelenggarakan pelatihan online pariwisata untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di bidang tersebut.

Hal ini dimaksudkan sebagai upaya mendukung sektor pariwisata Yogyakarta berbenah diri untuk mempersiapkan proyeksi lonjakan kunjungan wisata pascakorona. Momen ini pun dianggap tepat untuk menyelenggarakan pelatihan, karena aktivitas wisata sedang berhenti sehingga peserta pelatihan bisa lebih fokus.

Pelatihan pariwisata online yang akan dilakukan antara lain pelatihan dan uji kompetensi Marketing Communication Specialist dengan peserta anggota Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan pengelola MICE DIY pada 19-22 Mei 2020, lalu pengemasan paket wisata hingga higienitas pariwisata.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Hilman Tisnawan mengatakan secara umum kinerja pariwisata DIY pada awal tahun 2020 relatif masih baik. Pelaku usaha wisata bahkan optimistis jika di 2020 sektor pariwisata akan tumbuh pesat. Terlebih lagi dengan adanya berbagai program dukungan pariwisata yang telah disiapkan pemerintah untuk mengundang wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia.

"Namun, sejak konfirmasi ada pasien positif covid-19 pertama di Indonesia pada 2 Maret 2020, kinerja pariwisata di berbagai destinasi langsung menurun. Kondisi diperburuk dengan adanya travel warning dari seluruh negara di dunia dan kebijakan social distancing," kata Hilman, Selasa (19/5).

Bahkan pada Maret 2020, jumlah wisatawan asing maupun domestik yang menginap di hotel berbintang Yogyakarta turun sebesar 30,8% (yoy) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, jumlah penumpang angkutan udara di Bandara Adisutjipto juga menurun 30,2% (yoy) dibanding Maret 2019.

Baca juga: Bali Susun Skema Re-Opening Pariwisata

Penurunan kinerja pariwisata DIY, imbuhnya, menyebabkan pertumbuhan ekonomi sektor terdampak tidak dapat tumbuh sebesar periode sebelumnya, antara lain sektor akomodasi makan minum, sektor transportasi, hingga industri pengolahan makanan minum.

"Sampai dengan April 2020,  60-70% hotel di DIY sudah tidak beroperasi," jelasnya.

Kendati demikian, pihaknya optimistis sektor pariwisata Yogyakarta akan kembali bangki pascakorona, bahkan diproyeksi meningkat lebih cepat dibandingkan daerah wisata lainnya.

Menurut dia, DIY akan kembali dikunjungi wisatawan nusantara yang lelah mengurung diri selama pandemi, kemudian berangsur disusul wisatawan mancanegara.

Untuk itu, Hilman berpesan pelaku usaha wisata harus segera berbenah diri menyambut datangnya wisatawan pascakorona dan memberikan pelayanan yang lebih baik lagi dari sebelumnya.(OL-5)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya