Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PEREKONOMIAN masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) tetap bergulir di tengah pandemi virus korona melanda Tanah Air. Seperti terlihat di Pasar tradisional Oeba dan Pasar Kasih, dua dari sejumlah pasar tradisonal terbesar di Kota Kupang, Sabtu (4/4). Aktivitas jual-beli di pasar dua pasar itu tetap berlangsung normal, kendati warga yang berbelanja tidak sama banyak seperti kondisi normal.
"Semua pedagang tetap berjualan seperti biasa, hanya saja pembeli berkurang," kata Paul Nepa, pedagang ikan di Pasar Tradisional Oeba, Sabtu (4/4)
Paul menggelar dagangannya sejak pukul 06.00 Wita, baru habis terjual sekitar pukul 10.00 Wita. Pedagang ikan lainnya berjualan sekitar pukul 07.00, sampai pukul 11.00 Wita masih berjualan.
"Ini dampak dari pembeli yang datang ke pasar berkurang," kata dia.
Meskipun pembeli berkurang, tambah Paul, pedagang tetap berjualan untuk agar dapurnya tetap mengepul.
"Kalau tidak berjualan, mau makan dari mana?," tandasnya.
Aktivitas nelayan di tempat pelelangan ikan (TPI) Oeba yang bersebelahan dengan Pasar Oeba juga terlihat normal. Namun, sama seperti di Pasar Oeba, warga yang berbelanja juga terlibat berkurang dari biasanya. Pekan lalu, petugas telah menyemprotkan disinfektan di tempat pelelangan ikan tersebut.
"Biasanya pada hari libur, pembeli berdesak-desakan, sekarang pembeli berkurang," katanya.
baca juga: Imbas Covid-19, 2.869 Buruh di Jawa Tengah Telah di-PHK
Pedagang lainnya, Ukti yang berjualan tempe dan tahu juga mengakui pembeli yang berbelanja berkurang. Biasanya dagangan peremuan asal Jawa Tengah itu habis terjual sebelum pukul 10.00 Wita, namun sampai pukul 11.00 Wita masih menyisakan satu setengah ember berisi tahu dan juga tempe. Sementara itu, pertokoan dan rumah-rumah makan juga tetap buka seperti bisa seperti di pusat pertokoan Jalan Siliwangi, Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Soeharto. (OL-3)
Cafe Dapur Inches berlokasi di Pantai Harnus kota Lewoleba, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Empat perempuan muda tersebut yakni Yola, asal Kota Kupang, Karmelita asal Kabupaten Nagekeo, Ina, asal Kabupaten Lembata dan Helda asal Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Yuk dukung film Women from Rote Island, film karya sineas Jeremias Nyangoen.
Ada versi untuk anak-anak dengan gerakan lebih mudah, sedangkan untuk lansia meminimalisir risiko cedera
Insan Bumi Mandiri dan ASEAN Foundation memberdayakan masyarakat di wilayah pedalaman, khususnya di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Untuk mendorong daya saing usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), Bentoel Group meluncurkan program Bangun Karya.
Perempuan diharapkan bisa mandiri secara finasial dan mampu berdaya guna sehingga dapat menyejahterakan dan meningkatkan kualitas hidup.
Program ini juga dirancang untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam sektor pariwisata desa, memberikan mereka akses yang lebih luas untuk mengembangkan potensi ekonomi mereka.
Lembata merupakan wilayah yang memiliki ragam komoditas mulai dari kopi, ikan hingga wastra, namun kurang terekspos sehingga tidak cukup meningkatkan perekonomian masyarakat
Membangun perekonomian Jabar bukan semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Itu harus dilakukan secara sinergi kolaboratif berbagai pihak.
Sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan sehingga akan membutuhkan tenaga yang sangat banyak.
Pemerintah daerah di Priangan Timur harus bersinergi dengan berbagai elemen untuk membangun ketahanan ekonomi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved