Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
MENTERI Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengatakan perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam upaya pembangunan dalam sektor ekonomi terutama di wilayah pedesaan.
“Pemberdayaan perempuan melalui Desa Wisata Ramah Perempuan menjadi hal yang harus disinergikan dan dikolaborasikan oleh berbagai pihak demi mencari solusi bersama,” ujar Menteri PPPA dalam keterangannya pada Minggu (31/8).
Menurut Bintang, adanya peluncuran Desa Wisata Ramah Perempuan yang diinisiasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif merupakan momentum dan awal yang baik dalam rangka membangun sinergi nyata dari berbagai pihak dan kerja nyata dalam pemberdayaan perempuan dan anak.
Baca juga : Perempuan Ikut Berperan Tingkatkan Ekonomi Rumah Tangga
Secara perdana, program Desa Wisata Ramah Perempuan menjadikan Desa Les, Kabupaten Buleleng, Bali sebagai lokus dan target sasaran dalam pemberdayaan perempuan desa. Hal ini juga sebagai upaya untuk mengembangkan destinasi dan infrastruktur wisata yang dapat mengakomodir dengan baik kebutuhan wisatawan perempuan maupun bagi pelaku usaha perempuan di lokasi destinasi wisata.
“Dalam upaya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, dibutuhkan membutuhkan komitmen lintas kementerian/lembaga salah satunya dengan mengembangkan desa wisata ramah perempuan ini,” katanya.
Menteri PPPA mengatakan program ini juga dirancang untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam sektor pariwisata desa, memberikan mereka akses yang lebih luas untuk mengembangkan potensi ekonomi mereka, sekaligus memastikan bahwa desa tersebut menjadi lingkungan yang aman dan nyaman bagi perempuan.
Baca juga : Konsisten Berdayakan Perempuan, PPLIPI Peringati Hari Lahir ke-8
“Saya percaya bahwa dengan memperkuat peran perempuan di desa, memberikan mereka ruang untuk berpartisipasi dalam pengembalian keputusan, dan menciptakan lingkungan yang mendukung, kita dapat secara signifikan mengurangi kekerasan terhadap perempuan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Bintang menjelaskan bahwa seluruh upaya ini dimulai dari desa karena perubahan besar harus dimulai dari akar rumput. Namun Ia juga berharap Desa Wisata Ramah Perempuan yang diluncurkan itu juga menggarisbawahi bahwa desa wisata juga harus bebas dari eksploitasi anak.
“Harus bisa menjadi wisata yang juga ramah anak karena daerah tujuan wisata rentan terhadap fenomena pekerja anak dan eksploitasi terhadap anak, di antaranya eksploitasi seksual dan eksploitasi ekonomi,” kata Menteri PPPA.
Baca juga : Rayakan HUT Ke-7, PPLIPI Kembali Beri Bantuan Permodalan untuk UMKM
Menteri PPPA juga menyampaikan apresiasi kepada Kemenparekraf yang turut berkomitmen dalam mewujudkan DRPPA melalui Desa Wisata Ramah Perempuan, sebagai salah satu upaya mewujudkan SDGs dan pembangunan yang responsif gender.
“Kami berharap program ini dapat menjadi awal dari langkah besar lainnya dalam memperhatikan, menjaga, dan melindungi perempuan dan anak di desa-desa kita. Dengan adanya perempuan yang aktif dan berdaya, harapannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa yang selanjutnya berdampak pada peningkatan kesejahteraan desa,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahudin Uno mengungkapkan bahwa wisatawan perempuan jumlahnya sangat besar dalam industri pariwisata. Data Forbes di tahun 2024 menunjukkan bahwa 64 persen wisatawan dunia adalah perempuan. Dari jumlah tersebut, 80 persennya adalah wisatawan perempuan solo travellers dan 60 persen dari wisatawan perempuan bervakansi tidak bersama pasangan.
“Sementara wisatawan nusantara (wisnus) perempuan yang melakukan perjalanan wisata selama tahun 2023 adalah sebesar 33,49 persen sehingga penting untuk menghadirkan destinasi yang ramah perempuan juga anak,” ujar Sandi.
Dengan adanya Pedoman Desa Wisata Ramah Perempuan, diharapkan dapat memperkuat peran dan partisipasi aktif perempuan juga meningkatkan layanan dan pengalaman berwisata khususnya bagi wisatawan perempuan. Sehingga bisa membuat wisatawan perempuan merasa aman, nyaman, dan berkesan ketika mereka berkunjung dan melihat keunikan desa wisata. (H-2)
Program ini merekrut kalangan disabilitas menjadi afiliator tanpa modal melalui pelatihan vokasi dan pendampingan intensif penjualan online.
YAYASAN Indonesia Setara bekerja sama dengan UMKM Sahabat Sandi menghadirkan Program Kelas Baking Klapertart & Brownies Kukus bagi para ibu rumah tangga.
UII percaya bahwa pariwisata berkelanjutan bukan hanya tentang pelestarian alam, tetapi juga soal membangun hubungan lintas budaya yang saling menghargai.
Filosofi ini bukan sekadar filantropi, melainkan keyakinan bahwa keberagaman adalah sumber inovasi dan efisiensi.
HARAPAN baru bagi jutaan perempuan Indonesia kembali menyala melalui peluncuran Orange Bond oleh PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Dalam konteks ini, perusahaan tidak hanya dinilai dari keberhasilannya secara finansial, tetapi juga dari kontribusinya dalam mendukung pembangunan sosial dan kesejahteraan komunitas.
Kemampuan yang dimiliki itu dapat diasah sehingga mampu berpartisipasi dalam upaya peningkatan ekonomi di daerah, bahkan nasional.
Perekonomian NTB menjadi bergairah dengan adanya Fornas kali ini.
SEJUMLAH pasal yang mengatur berbagai aspek terkait tembakau pada PP Nomor 28 Tahun 2024 menuai kritik. Aturan ini dinilai berdampak negatif terhadap industri dan petani dalam negeri,
KOTA Batu tak hanya lekat dengan suguhan pemandangan alam, kabut, dan kesejukan udara, tetapi juga hamparan perbukitan dan perkebunan milik warga hadir memanjakan mata.
PEMERINTAH dinilai perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan Over Dimension Overloading (ODOL) serta mencari solusi yang komprehensif dan berkelanjutan,
EFEKTIVITAS Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebagai instrumen peningkatan daya beli masyarakat kembali dipertanyakan. Sebab program tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved