Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Diluncurkan, Desa Wisata Ramah Perempuan sebagai Wadah Partisipasi dalam Pembangunan Ekonomi

Devi Harahap
01/9/2024 17:08
Diluncurkan, Desa Wisata Ramah Perempuan sebagai Wadah Partisipasi  dalam Pembangunan Ekonomi
Menteri PPPA Bintang Puspayoga dan Menparekraf Sandiaga Uno(Dok Kemen PPPA)

MENTERI Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengatakan perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam upaya pembangunan dalam sektor ekonomi terutama di wilayah pedesaan.

“Pemberdayaan perempuan melalui Desa Wisata Ramah Perempuan menjadi hal yang harus disinergikan dan dikolaborasikan oleh berbagai pihak demi mencari solusi bersama,” ujar Menteri PPPA dalam keterangannya pada Minggu (31/8).

Menurut Bintang, adanya peluncuran Desa Wisata Ramah Perempuan yang diinisiasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif merupakan momentum dan awal yang baik dalam rangka membangun sinergi nyata dari berbagai pihak dan kerja nyata dalam pemberdayaan perempuan dan anak.

Baca juga : Perempuan Ikut Berperan Tingkatkan Ekonomi Rumah Tangga

Secara perdana, program Desa Wisata Ramah Perempuan menjadikan Desa Les, Kabupaten Buleleng, Bali sebagai lokus dan target sasaran dalam pemberdayaan perempuan desa. Hal ini juga sebagai upaya untuk mengembangkan destinasi dan infrastruktur wisata yang dapat mengakomodir dengan baik kebutuhan wisatawan perempuan maupun bagi pelaku usaha perempuan di lokasi destinasi wisata.

“Dalam upaya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, dibutuhkan membutuhkan komitmen lintas kementerian/lembaga salah satunya dengan mengembangkan desa wisata ramah perempuan ini,” katanya.

Menteri PPPA mengatakan program ini juga dirancang untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam sektor pariwisata desa, memberikan mereka akses yang lebih luas untuk mengembangkan potensi ekonomi mereka, sekaligus memastikan bahwa desa tersebut menjadi lingkungan yang aman dan nyaman bagi perempuan.

Baca juga : Konsisten Berdayakan Perempuan, PPLIPI Peringati Hari Lahir ke-8

“Saya percaya bahwa dengan memperkuat peran perempuan di desa, memberikan mereka ruang untuk berpartisipasi dalam pengembalian keputusan, dan menciptakan lingkungan yang mendukung, kita dapat secara signifikan mengurangi kekerasan terhadap perempuan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Bintang menjelaskan bahwa seluruh upaya ini dimulai dari desa karena perubahan besar harus dimulai dari akar rumput. Namun Ia juga berharap Desa Wisata Ramah Perempuan yang diluncurkan itu juga menggarisbawahi bahwa desa wisata juga harus bebas dari eksploitasi anak.

“Harus bisa menjadi wisata yang juga ramah anak karena daerah tujuan wisata rentan terhadap fenomena pekerja anak dan eksploitasi terhadap anak, di antaranya eksploitasi seksual dan eksploitasi ekonomi,” kata Menteri PPPA.

Baca juga : Rayakan HUT Ke-7, PPLIPI Kembali Beri Bantuan Permodalan untuk UMKM

Menteri PPPA juga menyampaikan apresiasi kepada Kemenparekraf yang turut berkomitmen dalam mewujudkan DRPPA melalui Desa Wisata Ramah Perempuan, sebagai salah satu upaya mewujudkan SDGs dan pembangunan yang responsif gender.

“Kami berharap program ini dapat menjadi awal dari langkah besar lainnya dalam memperhatikan, menjaga, dan melindungi perempuan dan anak di desa-desa kita. Dengan adanya perempuan yang aktif dan berdaya, harapannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa yang selanjutnya berdampak pada peningkatan kesejahteraan desa,” tandasnya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahudin Uno mengungkapkan bahwa wisatawan perempuan jumlahnya sangat besar dalam industri pariwisata. Data Forbes di tahun 2024 menunjukkan bahwa 64 persen wisatawan dunia adalah perempuan. Dari jumlah tersebut, 80 persennya adalah wisatawan perempuan solo travellers dan 60 persen dari wisatawan perempuan bervakansi tidak bersama pasangan.

“Sementara wisatawan nusantara (wisnus) perempuan yang melakukan perjalanan wisata selama tahun 2023 adalah sebesar 33,49 persen sehingga penting untuk menghadirkan destinasi yang ramah perempuan juga anak,” ujar Sandi.

Dengan adanya Pedoman Desa Wisata Ramah Perempuan, diharapkan dapat memperkuat peran dan partisipasi aktif perempuan juga meningkatkan layanan dan pengalaman berwisata khususnya bagi wisatawan perempuan. Sehingga bisa membuat wisatawan perempuan merasa aman, nyaman, dan berkesan ketika mereka berkunjung dan melihat keunikan desa wisata. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik