Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Prihatin, Warga Salatiga Ini Bagikan Masker Gratis

Akhmad Safuan
07/3/2020 11:45
Prihatin, Warga Salatiga Ini Bagikan Masker Gratis
Kristiaji Tjandra (kanan) membagikan masker kepada warga di rumahnya di Salatiga.(MI/Akhmad Safuan)

SEDIH bercampur jengkel akibat terjadinya kelangkaan dan melonjaknya harga masker, warga Kota Salatiga Kristiaji Tjandra membagikan secara gratis ribuan masker kepada warga kota itu.

Merebaknya virus korona yang mulai masuk ke Indonesia membuat warga panik. Masker dan antiseptik gel menjadi barang incaran karena diharapkan mampu menangkal Covid-19 tersebut. Akibatnya, aksi borong masker terjadi di mana-mana dan ditambah ada pihak yang memanfaatkan kondisi untuk mencari keuntungan pribadi.

Masker menjadi produk mahal, biasanya produk itu dijual Rp20.000 per pak melonjak hingga Rp200 ribu-Rp300 ribu per pak, itu pun barang sulit dicari karena hampir sebagian besar apotek kehabisan stok meskipun pedagang umum masih tersedia tapi dengan harga melambung 10 kali lipat.

Kristiaji Tjandra, warga Jalan Tegalrejo Raya no 67, Kota Salatiga, Jawa Tengah melihat kondisi seperti itu dengan sedih dan marah. Pasalnya, masker yang biasanya dijual murah dan dipergunakan orang tertentu seperti orang sakit, pekerja keseharan, pekerja pabrik ataupun driver online, kini banyak dicari dan stok dimana-mana kosong serta harga melambung.

Baca juga: Bali Optimistis Segera Bangkit

"Saya merasa kasihan berikut jengkel, karena masker yang biasa dijual murah waktu tidak diperlukan dan saat betul-betul dibutuhkan dijual dengan harga selangit," kata Kristiaji Tjandra.

Seperti semua orang tidak mempunyai rasa kemanusiaan, lanjut Kristiaji Tjandra. Apalagi ketika setelah membaca di media sosial banyak yang sakit, alergi dan sebagainya sudah kemana-mana mencari tidak bisa mendapatkan barang tersebut.

Selain masalah virus korona, ujar Kristiaji, pada saat bersamaan Gunung Merapi erupsi dan menyemburkan abu vulkanik. Beberapa kota seperti Boyolali terjadi hujan abu hingga warga sangat membutuhkan masker untuk menjaga kesehatannya.

Atas dasar kemanusiaan inilah, ungkap Kristiaji, seluruh stok masker yang selama ini digunakan untuk kepentingan karyawan, dikeluarkan dari gudang penyimpanan dan kemudian, dibantu anggota keluarga, ribuan masker yang ada dibagikan secara gratis kepada warga yang datang ke rumahnya yang terletak di depan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Tegslrejo, Kora Salatiga.

"Selama tiga hari, saya bagikan gratis sebanyak 5.000 masker milik saya kepada warga Salatiga. Itu gerakan rasa kemanusiaan dan tidak seberapa jika dibanding kondisi warga sekitar kita saat ini," imbuhnya.

Sebetulnya, dirinya masih ingin berbagi masker lagi, lanjut Kristiaji Tjandra. Namun, stok yang ada pada keluarganya sudah habis dan sulit untuk mencari barang tersebut.

"Saya sudah minta keluarga untuk mencari untuk dapat dibagikan secara gratis lagi, tapi  kami kesulitan mendapatkan," ujarnya.

Di samping itu, menurut Kristiaji Tjandra, dengan telah tertangkapnya penimbun diharapkan tidak ada yang bermain-main lagi, sehingga harga kembali normal dan warga dapat dengan mudah memperoleh masker di pasaran. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya