Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KAPOLDA Sulawesi Tengah, Irjen Pol Syafril Nursal, belum bersedia mengungkap identitas atau daerah asal dua orang simpatisan jaringan teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT), kelompok sipil bersenjata di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah yang ditangkap pada Selasa (4/2). Kedua simpatisan yang ditangkap tersebut, ingin bergabung bersama kelompok MIT yang saat ini berada di bawah pimpinan Ali Kalora. Namun identitas keduanya belum diungkap, dengan alasan masih dalam pengembangan.
"Identitas keduanya nanti saya akan berikan. Sekarang masih dalam tahap pemeriksaan," ujar Irjen Pol Syafril Nursal, saat dikonfirmasi disela-sela pelaksananaan kegiatan rapim dan rakor Polda Sulteng, Kamis (6/2).
Menurut Kapolda, bersama dengan dua orang yang ditangkap itu, polisi juga menyita barang bukti yang dibawa kedua simpatisan MIT tersebut. Tetapi Kapolda tetap bungkam soal brapa banyak dan apa saja barang bukti yang disita.
"Yang pasti, barang bukti yang telah disita itu adalah persiapan keduanya untuk bergabung dengan kelompok MIT di atas gunung. Termasuk barang-barang yang diperlukan untuk kegiatan pergerakan mereka," kata Kapolda Sulteng.
Ia memastikan sejauh ini Operasi Tinombala 2020 berjalan dengan baik.
baca juga: Kalsel Perpanjang Izin Tinggal WNA Tiongkok
"Semoga operasi tersebut dapat menyelesaikan persoalan-persoalan terorisme di Sulawesi Tengah. Saya berharap persoalan itu segera diselesaikan, agar Poso tidak lagi menjadi magnet bagi orang-orang yang ingin bergabung dengan kelompok tersebut," pungkasnya. (OL-3)
PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron baru-baru ini menuai kecaman dari umat muslim di dunia karena mengaitkan Islam dengan terorisme.
SELASA, 17 November lalu, dua anggota kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur tewas di tangan Satuan Tugas Tinombala.
DI tengah aksi teror, warga selalu jadi korban. Di Sulawesi Tengah, yang terbaru ialah pembunuhan empat warga dan pembakaran enam rumah di lokasi transmigrasi Levono,
Wilayah Poso identik dengan serangkaian konflik yang berujung pada kericuhan.
TERORIS merupakan ancaman serius yang setiap saat dapat membahayakan keselamatan bangsa dan Negara serta kepentingan nasional.
NAMANYA Muhammad Basri. Sehari-hari, ia dipanggil Bagong. Pria asal Poso, Sulawesi Tengah, itu juga dikenal sebagai tangan kanan Santoso
Panel 3 tersebut dipimpin oleh Hakim Konstitusi Arief Hidayat, didampingi Enny Nurbaningsih dan Anwar Usman.
Satgas Tinombala temukan barang bukti kelompok Ali Kalora berupa alat komunikasi, amunisi senjata api, hingga peralatan masak
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved