Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
GUBERNUR Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil) diminta menghentikan pembangunan kolam renang di rumah dinasnya. Hal ini dinilai mencederai perasaan publik di saat masih banyaknya persoalan serius yang dihadapi masyarakat. Pakar pemerintahan dan kebijakan publik dari Universitas Padjajaran Bandung, Muradi, menilai pembuatan kolam renang untuk Emil sangat tidak tepat apalagi jika menelan biaya yang cukup besar. Ini akan menyakiti perasaan masyarakat yang seharusnya mendapatkan program kerja nyata dari pemerintah.
"Ini akan mencederai perasaan publik. Publik butuh yang konkret dan dirasakan langsung," kata Muradi di Bandung, Minggu (17/11/2019).
Menurut Muradi, pembangunan yang dilakukan gubernur dan jajarannya di pemerintahan harus berorientasi pada kebutuhan masyarakat. Seharusnya, Emil mendahulukan kebutuhan masyarakat seperti penambahan ruang kelas baru, pembangunan rumah sakit, hingga infrastruktur untuk menunjang mobilitas masyarakat.
"Itu harusnya didahulukan. Kalau kita (Emil) punya keinginan, harus seirama dengan yang ada di masyarakat. Jangan sampai yang di masyarakat, berbeda dengan yang dia inginkan," katanya.
Dalam hal ini, menurutnya kolam renang merupakan kebutuhan pribadi sehingga kurang tepat apalagi jika menghabiskan anggaran miliaran rupiah. Jika ingin dipaksakan pun, Muradi berharap Emil bisa memberi alasan yang logis baik ke masyarakat maupun legislatif.
"Selama tidak bisa dijelaskan secara konseptual, normatif, itu akan jadi masalah," katanya.
Dia menilai alasan sakit yang disampaikan Emil tidak bisa diterima. Jika memang benar sakit, menurutnya Emil akan lebih baik jika melakukannya di kolam renang publik yang sudah ada. Selain agar bisa berinteraksi langsung dengan masyarakat, kolam renangnya pun tidak akan menjadi beban negara ketika Emil sudah sembuh dan tidak memerlukannya
lagi.
baca juga: Edhy Prabowo Berencana Kapal Tangkapan Dibagikan Ke Nelayan
"Secara normatif, dia tidak punya landasan politik yang cukup baik. Kalau tidak jadi gubernur lagi, kan jadi beban kepala daerah berikutnya. Jangan sampai RK enggak jadi gubernur lagi, kolamnya jadi terbengkalai," pungkasnya. (OL-3)
Penambahan rombel ini, dilakukan karena terdapat sekitar 197.000 anak di Jabar yang berpotensi tidak melanjutkan atau putus sekolah.
Eliminasi TBC memerlukan kekompakan dan sinergi lintas sektor.
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, mengungkapkan hanya ada 384 kelas sekolah tingkat SMA/SMK yang akan diisi rombongan belajar (rombel) 38 sampai 50 siswa dari 801 kelas.
Festival Kerukunan di Desa Pabuaran, Kerukunan bukan Proyek Elite
Tetapi, dari 27 wilayah Jawa Barat hanya ada dua wilayah yang diprakirakan akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi pada siang hari.
Sebanyak 338 ribuan siswa diterima di SMA, SMK dan SLB negeri se-Jawa Barat (Jabar) dalam sistem penerimaan murid baru (SPMB) tahap satu hingga dua.
Presiden Prabowo Subianto menyoroti maraknya perilaku masyarakat yang merasa paling tahu segalanya, terutama soal isu-isu politik dan pemerintahan.
Adi mengatakan berdasarkan survei Litbang Kompas, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Presiden Prabowo cukup tinggi.
Kafe-kafe kembali ramai, dan para pembeli memadati pasar yang telah dibuka kembali.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai posisi PDIP tidak cukup kuat bersuara di parlemen karena kalah dari sisi jumlah.
PDI Perjuangan dikenal memiliki rekam jejak baik saat berada di luar pemerintahan selama pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Mereka mengumpulkan semua elemen masyarakat sebagai bentuk kepedulian terhadap adanya pemerintahan baru yang akan memimpin Kota Depok lima tahun ke depan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved