Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Dewan Pakar TAP: TAJJ untuk Beri Masukan bukan Mulungan Proyek

Bayu Anggoro
11/10/2019 20:52
Dewan Pakar TAP: TAJJ untuk Beri Masukan bukan Mulungan Proyek
ANGGOTA Dewan Pakar Tim Akselerasi Pembangunan (TAP) Asep Warlan Yusuf.(MI)

ANGGOTA Dewan Pakar Tim Akselerasi Pembangunan (TAP) yang dibentuk Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Emil), Asep Warlan Yusuf, membenarkan Tim Akselerasi Jabar Juara (TAJJ) yang merupakan bagian dari TAP ditugaskan di setiap organisasi perangkat daerah (OPD).

Setiap anggota TAJJ merupakan hasil pilihan Emil melalui TAP. "TAJJ memang dilekatkan ke OPD. Contoh di (dinas) perindustrian, ESDM, UMKM, memerlukan orang-orang yang kompeten dan ahli di bidang itu," katanya saat dikonfirmasi, Jumat (11/10).

Namun, dia menegaskan TAJJ hanya bertugas untuk memberi masukan kepada OPD, sehingga kewenangan dalam menentukan program kerja tetap berada di setiap dinas. "Mereka bertugas memberi masukan. Eksekusi tetap pada dinas. Kalau ujung-ujungnya memang mencari (proyek), hemat saya offside," katanya.

Dia mengaku tidak mengetahui jika ada anggota TAJJ yang intervensi ke OPD.

Baca juga: DPRD Terima Info soal Kelakuan Tim Bentukan Gubernur Ridwan Kamil

Dia menjelaskan, TAP yang dibentuk Emil terbagi ke dalam tiga bagian, yakni dewan pakar, dewan eksekutif, dan TAJJ. Dirinya dan anggota dewan pakar TAP lainnya berlatar belakang akademisi dan tidak pernah berhubungan dengan OPD.

"Saya orang di dewan pakar, sama sekali tak pernah berhubungan dengan OPD. Yang kami lakukan adalah kajian. Ada masalah, dikaji, didalami, kami berikan rekomendasi. Itu juga sama sekali tak ada kaitan dengan program-program OPD," katanya.

Dewan pakar, lanjut dia, tidak terlibat dalam pemilihan orang-orang yang ditempatkan di TAJJ. "Dewan pakar TAP tidak ada hubungan dengan penempatan orang, siapa saja yang direkrut," katanya.

Dia pun kembali menegaskan dirinya bersama anggota dewan pakar TAP tidak pernah ikut campur dalam program-program kerja di setiap OPD. "Kami para guru besar, profesor, mantan rektor, asa maeunya (kayaknya tidak mungkin) cawe-cawe ke dinas, mulungan (ngambil) proyek. Kami betul-betul ingin mengabdi, berkontribusi," katanya.

Berdasarkan SK penetapan TAP yang diperoleh, dewan pakar terdiri dari sejumlah tokoh seperti Asep Warlan Yusuf, Erry Riyana Hardjapamekas, Budi Rahardjo, dan Kusmayanto Kadiman. Sedangkan dewan eksekutif terdiri dari Juwanda, Sri Pujiyanti, Lia Endiani, Ridwansyah Yusuf Achmad, dan Wildan Nurul Padjar. (X-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya