Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
DPRD Jawa Barat akan meminta pendapat dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait kabar kucuran dana untuk Tim Akselerasi Pembangunan (TAP) yang dibentuk Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil (Emil).
"Kita butuh fatwa Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Boleh enggak sih yang begitu. Jangan sampai katakanlah niat baik Pak Gubernur, tapi cara salah bisa jadi temuan," kata anggota DPRD Jabar Daddy Rohanady di Bandung, Jumat (11/10).
Baca juga: Tim Akselerasi Pembangunan Bentukan Emil Intervensi Pemerintahan
Dia tidak ingin ke depannya ini menjadi persoalan yang bisa mencoreng Pemprov Jabar. "Kan yang buruk bukan cuma Pak Gubernur. Karena pemerintahan di daerah dilakukan Pak Gubernur dan dewan. Jadi buruk, buruk semua," katanya.
Baca juga: Tim Bentukan Emil Diduga Tekan Dinas
Daddy mengaku telah menerima keluhan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) terkait kehadiran TAP. "Ada yang menyampaikan keluhan soal itu, ngasih sinyal-sinyal. Enggak mungkin kepala dinas (kadis) protes ke gubernur kan, enggak mungkin," katanya.
Dia menegaskan, tidak boleh ada pihak lain yang menjadi sekat antara OPD dan gubernur. "Ya logikanya, kadis punya laporan langsung ke gubernur. Enggak boleh ada lagi sekat di situ. Secara prinsip enggak boleh terjadi kalau ada sekat di antara kadis dan gubernur," katanya.
Berdasarkan sumber Media Indonesia, OPD harus menganggarkan biaya untuk keperluan Tim Akselerasi Jabar Juara (TAJJ) yang dibentuk TAP di setiap OPD. "Untuk honor bulanan, honor sebagai narasumber, sampai biaya perjalanan dinas (BPD), diakomodasi. Disesuaikan dengan disiplin ilmu. S1 sekian, S2 sekian," kata sumber itu.
Adapun besaran anggaran yang dialokasikan kepada TAJJ, menurut sumber itu, berbeda-beda untuk setiap OPD. "Masing-masing berbeda, tergantung besaran OPD. Ada yang Rp540 juta setahun, ada juga yang Rp1,2 miliar setahun," katanya. (X-15)
Menurut Anggota Dewan Pakar TAP Asep Warlan Yusuf untuk membantu pemerintahan tidak harus selalu masuk ke dalam lembaga yang ada.
"Eksekusi tetap pada dinas. Kalau ujung-ujungnya memang mencari (proyek), hemat saya offside," katanya.
Dia mendapat informasi terkait keberadaan TAP yang telah merusak sistem pemerintahan di Jabar yang sudah berjalan bagus.
Berdasarkan laporan banyak Organisasi Perangkat Daerah tidak nyaman karena dikendalikan oleh Tim Akselerasi Pembangunan bentukan Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
Pemeriksaan terus dilakukan oleh tim dokter karena pada Jumat (21/1) pagi kondisi anak kembali mengalami muntah dan disertai sakit kepala.
Gubernur Ridwan Kamil mengimbau kolaborasi terus dilakukan dengan berbagai pihak untuk membantu masyarakat
Pekerjaan dinas luar kota yang dilakukan oleh Wali Kota Banjar dalam rangka menerima penghargaan Wajar Tanpa Pengecualian di Bandung.
Aset milik Pemkot pada dasarnya adalah milik rakyat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved